Dinkes Agam periksa darah 1.648 siswa pastikan keberhasilan pengobatan kaki gajah

id kaki gajah,Dinkes Agam

Dinkes Agam periksa darah 1.648 siswa pastikan keberhasilan pengobatan kaki gajah

Tim dari Dinkes Kabupaten Agam dan Balai Teknis Kesehatan Lingkungan Medan, melakukan pemeriksaan darah milik siswa di 43 Sangkia, Kecamatan Lubukbasung, Rabu (14/11). (ANTARA SUMBAR/ Yusrizal)

Lubukbasung, (Antaranews Sumbar) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Agam, Sumatera Barat, melakukan pengecekan sejauhmana keberhasilan pengobatan kaki gajah atau filariasis dengan cara mengambil sampel darah 1.548 siswa di 56 sekolah dasar (SD) di daerah itu pada 13 hingga 23 November 2018.

Kepala Dinas Kesehatan Agam, Indra didampingi Kasi Pencegahan Penyakit Menular, Betlinizar di Lubukbasung, Rabu, mengatakan para siswa ini merupakan target pengambilan sampel darah pada 2018.

"Namun sampel yang kita sediakan 1.723 siswa dengan tujuan agar bisa mencukupi target apabila ada siswa yang libur sekolah dan sakit," katanya.

Sampel darah pada jari yang diambil itu langsung diperiksa menggunakan rapid tes.

Dari dua hari pengambilan sampel darah di 12 sekolah pada 13-14 November 2018, dua siswa positif mengidap penyakit kaki gajah.

"Mereka yang positif mengidap penyakit kaki gajak langsung diberi obat oleh Puskesmas setempat," katanya.

Pengambilan sampel ini merupakan program Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan pelaksana Balai Teknis Kesehatan Lingkungan Medan, Sumatera Utara, Dinkes Agam, petugas kesehatan Puskesmas dan pihak sekolah.

Jumlah tim yang melakukan pemeriksaan darah itu sebanyak lima tim dan satu tim dengan jumlah delapan orang dari Balai Teknis Kesehatan Lingkungan Medan, Dinkes Agam, Puskesmas dan sekolah.

"Setiap hari sebanyak lima tim yang melakukan pemeriksaan darah ke sekolah," katanya.

Pemeriksaan sampel darah pasca pencegahan massal filariasis pada 2013 kepada 295.753 orang di daerah itu di lakukan tiga kali secara berturut-turut.

Pemeriksaan sampel pertama dilakukan pada 20 hingga 30 September 2016 di 40 SD dengan jumlah siswa sebanyak 2.012 orang dan tiga positif.

Sementara pemeriksaan sampel kedua pada 12-23 November 2018 dan apabila ditemukan positif melebihi 18 orang, maka pemberian obat kaki gajah di daerah itu gagal dan program pemberian obat kaki gajah itu kembali dilakukan.

Namun apabila kurang dari 18 orang positif, pemeriksaan sampel ketiga akan dilanjutkan pada 2020.

"Apabila positif kaki gajah kurang dari 18 orang, maka Agam sukses penanggulangan kaki gajah dan mendapatkan sertifikat dari WHO," katanya.

Tim dari Balai Teknis Kesehatan Lingkungan Medan, Octavia Manurung menambahkan, pemeriksaan darah itu untuk penanggulangan penyakit kaki gajah menimpa siswa yang ditularkan melalui gigitan nyamuk.

Untuk itu didetekai sejak dini sejauhmana dampak penularan penyakit tersebut.

"Pemeriksaan tersebut dilakukan terhadap siswa usia lima sampai tujuh tahun," katanya. (*)