Inflasi Sumbar kedua tertinggi di Sumatera, BI: disumbang kelompok pangan bergejolak

id inflasi, bi

Inflasi Sumbar kedua tertinggi di Sumatera, BI: disumbang kelompok pangan bergejolak

Seorang pedagang ayam memotong ayam yang telah dibeli pembeli di Pasar Raya Padang. Dalam tiga pekan terakhir harga ayam ras mengalami kenaikan cukup siginifikan dari Rp24 ribu per kilogram menjadi Rp31 ribu per kilogram. (Antara Sumbar/Ikhwan Wahyudi)

Laju inflasi kelompok volatile food pada bulan Juli tercatat mengalami inflasi sebesar 1,18 persen  atau naik dibandingkan bulan Juni 2018 sebesar 0,44 persen
Padang, (Antaranews Sumbar) - Bank Indonesia mencatat laju inflasi di Sumatera Barat pada Juli 2018 mencapai 0,56 persen dan merupakan yang tertinggi kedua di Sumatera setelah Bengkulu.

"Laju inflasi Sumatera Barat pada Juli 2018 juga berada di atas pergerakan angka nasional yang mencapai 0,28 persen," kata Kepala BI perwakilan Sumbar Endy Dwi Tjahjono di Padang, Jumat.

Ia menyampaikan secara tahunan, inflasi Sumbar pada Juli 2018 sebesar 3,25 persen, atau lebih tinggi dibandingkan laju inflasi Nasional sebesar 3,18 persen.

Sementara laju inflasi Sumatera Barat berdasarkan kalender tahun berjalan dari Januari Juli 2018 mencapai dua persen atau masih lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 2,18 persen (ytd).

Ia memaparkan tekanan inflasi Sumatera Barat pada bulan Juli 2018 disumbang oleh semua kelompok inflasi dengan laju inflasi tertinggi berasal dari kelompok "volatile food" atau pangan bergejolak.

"Laju inflasi kelompok volatile food pada bulan Juli tercatat mengalami inflasi sebesar 1,18 persen atau naik dibandingkan bulan Juni 2018 sebesar 0,44 persen," katanya.

Secara spesifik ia menyebut tekanan inflasi kelompok ini terutama berasal dari kenaikan harga komoditas daging ayam ras yang mengalami inflasi 0,10 persen, beras 0,08 persen, jengkol 0,07 persen, dan telur ayam ras 0,08 persen.

Menurutnya kenaikan harga daging ayam ras dan telur ayam ras terjadi akibat kenaikan harga pakan impor yang dipicu oleh pelemahan nilai tukar dan kenaikan harga jagung di pasar internasional.

Selain itu, ia menilai implementasi kebijakan pelarangan penggunaan obat antibiotics growth promotors berdampak pada penurunan produktivitas ayam penghasil daging dan telur, mengakibatkan turunnya pasokan daging dan telur ayam ras.

Sedangkan tingginya harga jengkol disebabkan oleh kurangnya pasokan mengingat sebagian aktivitas petani/pengambil jengkol belum kembali normal setelah Lebaran, kata dia.

Terkait kenaikan harga harga daging ayam dan telur ayam ras, Tim Pengendali Inflasi Daerah Sumatera Barat telah melakukan rapat koordinasi bersama instansi terkait, peternak, distributor, dan pengusaha ayam ras guna meredam kenaikan harga daging dan telur ayam ras.

Sementara itu, laju inflasi kelompok "administered prices" atau barang yang diatur pemerintah terpantau melambat namun masih cukup tinggi.

Kelompok barang yang diatur pemerintah tercatat mengalami inflasi sebesar 0,40 persen atau turun dibandingkan Juni 2018 sebesar 0,64 persen.

Kenaikan harga pertamax per 1 Juli 2018 mengakibatkan komoditas bensin menyumbang inflasi bulanan sebesar 0,10 persen pada bulan Juli, ujarnya.

Selain itu, masih berlangsungnya momen arus balik usai Lebaran, diiringi berakhirnya periode liburan sekolah dan penyelenggaraan beberapa even nasional di Kota Padang berdampak pada tingginya permintaan jasa transportasi angkutan udara walau relatif lebih rendah daripada Juni 2018.

Ia menyampaikan kondisi tersebut tercermin dari tarif angkutan udara yang memberikan sumbangan inflasi bulanan sebesar 0,07 persen terhadap keseluruhan inflasi Sumatera Barat.(*)