3.297 calhaj asal Embarkasi Padang telah berangkat ke Tanah Suci

id haji

3.297 calhaj asal Embarkasi Padang telah berangkat ke Tanah Suci

Jamaah calon haji bersiap memasuki pesawat, pada keberangkatan kloter pertama embarkasi Padang, di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padangpariaman, Sumatera Barat, Selasa (17/7). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/Spt/18.

Padang, (Antaranews Sumbar) - Panitia Penyelengara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Padang, Sumatera Barat telah memberangkatkan 3.297 calon haji terdiri atas sembilan kelompok terbang hingga Kamis 26 Juli 2018.

"Saat ini jamaah tengah mengikuti shalat arbain yaitu shalat wajib selama 40 waktu tanpa terputus di Masjid Nabawi Madinah dan kloter awal karena sudah selesai telah berangkat ke Mekkah," kata Kepala Kanwil Kemenag Sumbar Hendri di Padang, Kamis.

Ia menyampaikan, hingga keberangkatan kloter sembilan semua berjalan dengan baik tidak ditemukan kendala yang berarti.

Sementara pada Kamis sebanyak 392 calon haji kloter sembilan telah diberangkatkan ke Tanah Suci dari Bandara Internasional Minangkabau pada pukul 06.02 WIB ke Madinah.

Kloter sembilan berasal dari Kabupaten Bengkulu 201 orang, Kabupaten Muko-Muko 172 orang, Kabupaten Bengkulu Tengah 11 orang, lima petugas haji dan dua petugas pendamping dari daerah.

Jamaah termuda kloter sembilan atas nama Sudianto usia 30 tahun dan tertua atas nama Badrun usia 86 tahun.

Total calon jamaah haji yang berangkat melalui embarkasi Padang pada 2018 berjumlah 6.367 terdiri atas 17 kelompok terbang.

Dari 6.367 orang tersebut sebanyak 4.646 orang berasal dari Sumbar dan 1.641 orang Bengkulu serta didampingi 80 petugas haji.

Sementara Wakil Ketua Komisi IX DPR Ermalena saat meninjau Asrama Haji Tabing Embarkasi Padang berharap tahun ini jamaah Indonesia dapat melaksanakan ibadah haji dengan prima dimulai dengan persiapan pemberangkatan yang baik.

Ia juga berharap seluruh jamaah haji terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat agar kalau ada masalah yang berhubungan dengan kesehatan bisa ditangani. (*)