Pekan kuliner dan budaya Indonesia hipnotis pengunjung restoran di Ekuador

id Pekan kuliner dan budaya Indonesia

Pekan kuliner dan budaya Indonesia hipnotis pengunjung restoran di Ekuador

Pekan kuliner dan budaya Indonesia di Ekuador. (Antara)

London, (Antaranews Sumbar) - Pekan kuliner dan budaya Indonesia yang mengusung tema "The Exotic Bali" menghipnotis sekitar 350 pengunjung Restoran Portofino, Hotel Hilton Colon, Guayaquil, Ekuador, selama 10-15 Juli lalu.

Pensosbud KBRI Quito dalam keterangan yang diterima Antara London, Kamis, menyebutkan "The Exotic Bali" merupakan kegiatan promosi kuliner dan budaya atas kerja sama KBRI Quito dan Hotel Hilton Colon, Guayaquil.

Kegiatan itu sebagai kedua kalinya setelah sukses pada kegiatan Wonderful Indonesia Week pada Agustus tahun lalu.

Wonderful Indonesia Week dibuka secara resmi Dubes RI Quito Diennaryati Tjokrosuprihatono bersama pejabat Kementerian Pariwisata Ekuador untuk Guayaquil Ricardo Armijos, General Manager Hilton Colon Guayaquil Franz Mosser, dan pemilik Hotel Hilton Colon Guayaquil Maurice Dassum.

Pada pembukaan acara itu hadir sekitar 80 tamu yang terdiri atas pengusaha, termasuk pelaku usaha bidang pariwisata di Ekuador, kalangan diplomatik, sejumlah juru masak ternama Ekuador, dan sahabat Indonesia lainnya.

Khusus untuk pekan kuliner dan budaya pada 2018, KBRI Quito mengundang juru masak Agus Hermawan dan juru masak Robertus Harito Gentur Respati dari Amsterdam untuk menggawangi tim kuliner bersama Marino dan Sonia yang merupakan juru masak Wisma Duta serta juru masak Manfred dari Hotel Hilton Colon Guayaquil.

Michelin star juru masak Agus Hermawan yang sehari-hari menjadi Manager dan Executive Chef di Restoran Ron Gastrobar Indonesia di Amsterdam sekaligus Duta Gastronomi Indonesia di Belanda dan juru masak Robertus Harito Gentur Respati merupakan bintang juru masak di Hotel Hilton Bandara Schipol Amsterdam, selama sepekan menyiapkan puluhan menu Indonesia dari makanan pembuka hingga penutup.

Menu yang disiapkan dalam kegiatan promosi Indonesia bertema "The Exotic Bali" itu tidak saja kuliner khas Bali, akan tetapi juga berbagai variasi makanan Indonesia dari berbagai daerah.

Beberapa pilihan menu yang disiapkan antara lain hidangan pembuka, lumpia bebek, gohu ternate, gado-gado, martabak, lemper ayam, taco ayam sereh.

Untuk makanan utama, nasi goreng, mi goreng, sop buntut, laksa bogor, soto mi, soto ayam, sayur lodeh, tempe mendoan, bebek betutu, oseng maranggi, iga bakar cabai ijo, tahu isi, lalapan, sambel terasi, sambel tempe kencur, dan aneka kerupuk.

Hidangan penutup, berupa dadar gulung inti, cendol, ketan hitam, lapis pannekoek, agar-agar jahe, wingko babat, serta aneka minuman, seperti teh upe gula batu, mojito, kecombrang, mojito sinom, mojito air kelapa diberi sentuhan sambal.

Promosi gastronomi dan budaya Indonesia juga diisi dengan musik dan lagu yang dibawakan Yuyun Geroge, Padre Jefri, dan Padre Elfi yang merupakan misionaris yang ditugaskan di salah satu kota di Ekuador, peragaan busana koleksi Batik Chic oleh Novita Yunus.

Selain itu, Vera dan Edgar yang membawakan tarian dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Pendet, Legong Bapang Saba, Sonteng, Lenggang Kipas, Asmarandana, Enggang, Rantak, dan Punggawa. Kemeriahan acara juga terasa saat pengunjung ikut menari poco-poco, gemofamire, dan sajojo.

Kesuksesan promosi Indonesia kali ini tidak terlepas dari kerja keras KBRI Quito dan Hotel Hilton Colon Guayaquil yang melakukan promosi melalui media sosial, sedangkan tiga stasiun televisi menyiarkan promosi secara langsung, yaitu Teleamozas, Telerama, dan Channel 10.

Untuk lebih menonjolkan nuansa Bali, sesuai dengan tema, KBRI Quito menggandeng Amara Decor milik Paula Galarza, pengusaha Guayaquil yang banyak mengimpor produk kerajinan tangan dan mebeler dari Bali.

Keberhasilan kegiatan Wonderful Indonesia Week tahun lalu berlanjut pada "The Exotic Bali 2018" karena juga berhasil menarik sekitar 350 pengunjung selama lima hari.

Setiap pengunjung membayar dengan tarif 45 dolar per orang untuk menikmati hidangan khas Indonesia dan pertunjukan yang disuguhkan.

Kegiatan promosi kuliner dan budaya itu diharapkan meningkatkan pemahaman masyarakat Ekuador, khususnya Kota Guayaquil dan sekitarnya mengenai potensi pariwisata Indonesia. (*)