Kinerja Pas-pasan, Gubernur Ancam Berhentikan Pejabat Eselon II

id ganti pejabat

Kinerja Pas-pasan, Gubernur Ancam Berhentikan Pejabat Eselon II

Pergantian pejabat di Sumbar. (Miko Elfisha)

Padang, (Antaranews Sumbar) - Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menilai kinerja pejabat eselon II di jajarannya masih pas-pasan dan akan melakukan beberapa pergantian dalam waktu dekat guna memperbaiki hal itu.

"Kinerjanya sebenarnya cukup baik, 62-70 dari skala 100. Tapi saya ingin lebih maksimal, jadi 90. Karena itu pejabat yang tidak bisa mengiringi akan diganti," kata dia di Padang, Selasa.

Ia mengatakan itu usai melantik Drs Ifrah Mpd sebagai Kepala Biro Bina Mental dan Kesra Setdaprov Sumbar.

Irwan mengatakan evaluasi kinerja tersebut akan segera dilakukan setelah berkomunikasi dengan Wakil Gubernur Nasrul Abit.

Secara bertahap pejabat eselon II yang kinerjanya pas-pasan akan digantikan oleh pejabat eselon III yang berpotensi, meskipun belum mencapai masa pensiun.

Ia mengakui hal itu merupakan sebuah kebijakan baru karena selama tujuh tahun pemerintahannya, pergantian pejabat eselon II di Sumbar hanya dilakukan karena pensiun atau ada temuan inspektorat.

Namun ia menilai hal itu perlu dilakukan karena selama ini ada indikasi pejabat eselon II tidak lagi termotivasi untuk meningkatkan kinerja setelah menduduki jabatannya.

Mereka seakan telah mencapai zona aman saat menduduki jabatan. Asalkan tidak ada temuan inspektorat, meski kinerja pas-pasan tetap dipertahankan hingga pensiun.

Selain itu, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil juga menjadi dasar pemikiran.

Aturan itu menyebutkan promosi pejabat eselon III ke eselon II hanya bisa dilakukan sebelum usia 56 tahun.

Padahal saat ini banyak pejabat eselon III dengan usia itu yang sangat potensial untuk jabatan eselon II.

Mereka tidak bisa naik jabatan ke eselon II jika tidak ada pejabat yang pensiun. Hal itu sangat disayangkan, karena pejabat eselon III itu diyakini bisa meningkatkan akselerasi kinerja pemerintahan hingga maksimal.

"Ke depan, saya akan beri kesempatan bagi pejabat eselon III potensial ini untuk bisa naik jabatan. Konsekuensinya akan ada pejabat eselon II yang diberhentikan," kata dia.*