Ekspor Sumbar pada April capai 131,02 juta dolar

id Ekspor Sumbar,Badan Pusat Statistik

Ekspor Sumbar pada April capai 131,02 juta dolar

Ilustrasi - (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/ed/nz/15)

Padang, (Antaranews Sumbar) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat (Sumbar) mencatat ekspor provinsi itu pada April 2018 mencapai 131,02 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau naik 3,71 persen dibandingkan Maret 2018 yang mencapai 126,33 juta dolar AS.

"Golongan barang paling banyak diekspor pada April 2018 adalah lemak dan minyak hewan nabati senilai 77,52 juta dolar AS, karet dan barang dari karet sebesar 33,89 juta dolar AS, dan bahan bakar mineral 5,68 juta dolar AS," kata Kepala BPS Sumbar Sukardi di Padang, Sabtu.

Menurutnya kenaikan ekspor nonmigas April 2018 jika dibandingkan Maret terjadi pada negara tujuan Amerika Serikat sebesar 15,71 persen.

Negara tujuan ekspor nonmigas terbesar pada April 2018 adalah ke Amerika Serikat 43,82 juta dolar AS, Singapura 17,90 juta dolar AS, dan India 15,85 juta dolar AS.

Ekspor ke Amerika Serikat memberikan peranan sebesar 30,62 persen terhadap total ekspor Sumbar dan India 26,07 persen.

Sebaliknya ekspor produk industri pengolahan pada April 2018 mengalami penurunan sebesar 2,87 persen dibanding Maret, lanjut dia.

Ia menambahkan kontribusi sektor industri terhadap total ekspor Sumbar periode Januari hingga April 2018 mencapai 96,45 persen.

Sementara nilai impor Sumatera Barat pada April 2018 mencapai 37,79 juta dolar AS atau naik sebesar 29,70 persen dibandingkan Maret yang mencapai 29,14 juta dolar AS.

Golongan barang impor terbesar April 2018 adalah bahan bakar mineral sebesar 27,85 juta dolar AS, pupuk 8,02 juta dolar AS, dan golongan garam, belerang, kapur 0,66 juta dolar AS.

Sementara Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit menilai selain sawit dan karet ada sejumlah komoditas lain yang juga potensial untuk diekspor.

"Kopi mulai mendunia, gambir juga, termasuk perikanan," kata dia.

Ia mengatakan ekspor Sumbar tiap tahun terus meningkat tapi pada sisi lain belum berbanding lurus dengan kesejahteraan petani.

Sejalan dengan itu Bank Indonesia menilai butuh sinergi seluruh pihak untuk meningkatkan ekspor Sumatera Barat apalagi saat ini pertumbuhan ekonomi dunia meningkat serta harga sejumlah komoditas strategis juga membaik.

Ini satu momentum yang bagus bersinergi menggarap ekspor, pada 2017 masih rendah hanya 1,9 dolar Amerika Serikat dan itu sebagian besar masih didominasi oleh minyak sawit dan karet, kata Kepala Bank Indonesia perwakilan Sumbar Endy Dwi Tjahjono.

Menurutnya saat ini ekspor Sumbar masih rentan karena hanya bergantung pada dua komoditas yaitu minyak sawit dan karet dan ke depan perlu dilakukan diversifikasi agar lebih luas.

Ia juga melihat untuk sawit juga perlu dilakukan penanaman ulang karena banyak yang sudah tua sehingga produksinya turun serta terbatasnya lahan.

Termasuk industri hilir sawit kurang mendukung, sekarang yang ada baru CPO, seharusnya juga dibangun yang lain agar ada nilai tambah, kata dia. (*)