Sebagai pangkalan utama militer wilayah barat, Lanud Roesman Nurjadin mendapat tambahan kekuatan

id KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna,Lanud Roesmin Nurjadin

Sebagai pangkalan utama militer wilayah barat, Lanud Roesman Nurjadin mendapat tambahan kekuatan

Ilustrasi - Petugas mengisi bahan bakar pesawat tempur F 16 dari Skadron Udara 16 Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin (PBR), Pekanbaru saat tiba di bandara Lanud Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar, Aceh, Kamis (19/3). (ANTARA FOTO/Ampelsa/ss/mes/15)

Pekanbaru, (Antaranews Sumbar) - Markas Besar TNI AU akan menambah kekuatan Lanud Roesmin Nurjadin, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, sebagai pangkalan militer utama di wilayah barat.

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna di Pekanbaru, Jumat, mengatakan penambahan kekuatan baik personel maupun alat utama sistem persenjataan di pangkalan militer tersebut dilakukan secara bertahap sesuai rencana strategis (Renstra) Angkatan Udara.

"Jadi sesuai Renstra AU, yang dikembangkan di wilayah barat di sini (Lanud Roesmin Nurjadin)," katanya.

Lanud Roesmin Nurjadin menjadi pangkalan militer terlengkap di Pulau Sumatera. Pangkalan militer itu dilengkapi dengan dua Skadron tempur yakni 12 dan 16. Keduanya masing-masing diperkuat jet temput Hawk "Black Panther" 100/200 dan F16 Fighting Falcon tipe A/B dan C/D.

Dia menjelaskan, dengan penambahan kekuatan di Lanud Roesmin Nurjadin, sejatinya akan lebih mudah untuk mengerahkan alutsista ketika terjadi konflik.

"Ini adalah Lanud yang kami kembangkan sebagai penangkal wilayah barat. Kekuatan di Lanud akan dengan mudah digerakkan ke lokasi konflik," urainya.

Khusus untuk jet tempur Hawk "Black Panther" 100/200 yang memperkuat Skadron Udara 12, dia mengatakan akan dilakukan regenerasi dengan generasi 4,5.

"Ke depan Hawk 100/200 akan diganti dengan yang baru. Generasi 4,5, itu akan dimasukkan ke Renstra," ujarnya.

Pesawat generasi 4,5 memiliki kelebihan pada mesin yang dapat beroperasi dalam jangka panjang serta kemampuan pesawat dalam mengangkat beban seperti senjata dan bahan bakar dalam jarak jauh. Karena itu, dianggap cocok untuk Indonesia yang memiliki wilayah luas.

Marsekal Yuyu menuturkan dipilihnya pesawat tempur generasi 4,5 dianggap tepat untuk menggantikan Hawk 100/200 yang telah beroperasi sejak 1994-1995 silam.

Selain fokus pada penambahan kekuatan Alutsista, secara bertahap dia juga mengatakan penambahan panjang "runway" Lanud Roesmin Nurjadin akan terus dilakukan. Saat ini, dia menjelaskan landasan pacu Roesmin Nurjadin yang juga berbagi dengan Bandara komersial Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru dalam tahap perpanjangan hingga 2.600 meter.

"Tahapan perpanjangan landasan sekarang sudah 2.600 meter. Akan diperpanjang sampai 3.000 meter, dengan begitu bisa maksimal dan (pesawat tempur) mampu mengangkut persenjataan penuh," ujarnya. (*)