Panitia menilai lomba marandang sesuai tema HPN 2018

id lomba marandang

Panitia menilai lomba marandang sesuai tema HPN 2018

Perwakilan lomba marandang dalam rangka HPN dari Kabupaten Agam sedang memasak rendang. (Antara Sumbar/MR Denya Utama)

Tema itu berarti menunjukkan bahwa pemusatan HPN di Padang untuk memperlihatkan khasanah budaya yang ada
Padang, (Antaranews Sumbar) - Panitia dari Festival Kuliner Rendang atau lomba marandang menyatakan kegiatan itu sesuai dengan tema Hari Pers Nasional (HPN) 2018 yang dipusatkan di Padang yakni "Meminang Keindahan di Padang Sejahtera".

"Tema itu berarti menunjukkan bahwa pemusatan HPN di Padang untuk memperlihatkan khasanah budaya yang ada," kata Ketua Panitia Festival Kuliner Rendang Owin di Padang, Rabu.

Bila dikaitkan dengan lomba membuat rendang sapi atau marandang tema tersebut cocok.

Mengingat rendang merupakan kuliner khas peninggalan turun temurun masyarakat Minangkabau.

Dan dalam lomba tersebut dimunculkan rendang yang dimasak dari berbagai daerah sehingga variasi kebudayaan seperti yang ditemakan dalam HPN lebih terasa.

Ada 18 kabupaten dan kota yang ikut dalam lomba tersebut menjadi representasi variasi rasa rendang di Minangkabau.

Kemudian bila dikaitkan dengan keindahan seperti tema HPN, ketentuan lomba marandang salah satunya dengan menggunakan baju khas Minangkabau dengan corak dan gaya masing-masing daerah.

Artinya penilaian keindahan dan kepatutan busana lomba juga ikut jadi penilaian.

Selain itu dalam penyajian seperti menggunakan piring serta bentuk dan rasa dari rendang juga menjadi khasanah keindahan tersebut.

Memang kegiatan ini hanya dilaksanakan empat hari yakni 5 hingga 8 Februari 2018, akan tetapi tujuannya untuk mengenalkan lebih masakan Minangkabau paling primadona ini ke dunia.

Terlebih tamu dan peserta HPN sebagian besar wartawan, ini menjadi kesempatan promosi rendang secara besar-besaran.

Senada itu Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Padang, Medi Iswandi mengatakan HPN menjadi kesempatan Padang dan Sumbar mempromosikan budaya dan wisata.

Menurutnya momen kedatangan tamu yang banyak saat ini harus dimaksimalkan dalam hal pelayanan khususnya pada wisata.

Seperti pada rumah makan atau penginapan harus secara maksimal memunculkan pelayanan serta menjamin keamanan dan kenyamanan tamu.

Termasuk budaya, masyarakat harus memunculkan identitas sebagai orang Minangkabau yang menjunjung tinggi adat dan agama. (*)