Padang, (Antara Sumbar) - Praktisi perfilman Sumatera Barat dari Komunitas Relair Cinema, Adi Osman menyebutkan saat ini komunitas-komunitas perfilman yang ada di daerah tersebut terus konsisten dengan produksi pengetahuan sinema di kalangan masyarakat.
"Pengetahuan terkait sinema di kalangan masyarakat dilakukan dengan cara penyebaran wacana melalui teks," katanya dalam simposium dalam rangkaian kegiatan Andalas Film Exhibition (AFE) 2017 di Padang, Selasa.
Ia menyebutkan, pengetahuan tersebut dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan, salah satunya adalah diskusi dengan menghadirkan para praktisi dunia perfilman.
Menurut dia, pada AFE 2017 yang saat ini tengah digelar dapat menjadi ruang utama untuk membicarakan perihal hambatan dan program-program pengembangan wacana film di wilayah.
"Sekali pun tidak ada pada arus utama, akan tetapi melalui kegiatan seperti ini dapat isu-isu terkait perfilman dapat terus diperbincangkan," katanya.
Senada, Delva Rahman dari komunitas Sinema Pojok menyebutkan dalam rangka mengembangkan studi perfilman di daerah Sumbar, maka dibutuhkan ruang alternatif.
Pada ruang alternatif ini selanjutnya dapat menjadi wadah untuk membahas segala hal yang berkaitan dengan perfilman untuk menambah pengetahuan.
"Komunitas-komunitas perfilman hingga hari ini tetap konsisten melakukan pogram nonton dan diskusi pada setiap pemutaran film," ujarnya.
Sementara itu Ogy Wisnu Suhanda dari Bioskop Taman mengatakan saat ini menonton tetap menjadi kebiasaan bagi masyarakat.
"Kegemaran yang hanya sebatas menonton saja tidak melulu memberi efek positif, disadari maupun tidak hadirnya bioskop modern dapat membentuk perilaku konsumtif di masyarakat," katanya. (*)