Panah dan Tombak Mentawai Diminati Pengunjung Sumbar Expo

id #Mentawai #Sumbar Expo

Panah dan Tombak Mentawai Diminati Pengunjung Sumbar Expo

Ketua Dekranasda Mentawai, Ny. Imer Ajaria Kortanius (baju biru), dan Kepala Dinas Perindagkop Mentawai, Elisa Siriparang (baju biru) berfoto bersama pengunjung stand Mentawai pada Sumbar Ekpo 2017 di Kota Batam. (Foto. Rahadio/11/17) (c)

Batam, (Antara Sumbar)- Beragam kerajinan khas Kepulauan Mentawai di antaranya panah, tombak dan Palitte atau ukiran berbentuk pedang serta Balukbuk cukup diminati kalangan pengunjung di arena Sumbar Expo 2017 di Baram, Kepulauan Riau.

Perwakilan dari Kabupaten Kepulauan Mentawai mengikuti dan memajangkan beragam produk kerajian hasil daerah itu. Bentuk kerajinan khas Kepulauan Mentawai lainnya seperti Pendayung, yaitu ukiran pajangan dinding berbentuk alat dayung, berbagai pajangan dinding bermotif Balukbuk (tempat obat-obatan tradisional).

Korabi (bentuk tato orang Mentawai), dan motif perahu dayung khas Mentawai, miniatur rumah adat Mentawai (Uma), miniatur papan surfing, panah, tombak, gelang Letcu, sampai tas Baklu yg terbuat dari pelepah sagu.

Masih banyak lagi aneka kerajinan khas Mentawai lainnya yang dipajang di stand Kabupaten Kepulauan Mentawai pada arena Sumbar Expo 2017 di Kota Batam Kepulauan Riau banyak diminati pengunjung.

Seorang pengrajin souvenir khas Mentawai asal Pokai Siberut Utara yang diikutkan pada kegiatan Sumbar Expo itu Viator Simanri (31) mengatakan, souvenir alat-alat tradisional Mentawai seperti tas Baklu.

Harga panah Mentawai, tombak yang dijual Rp100 ribu sampai Rp500 ribu per unit itu selalu menjadi incaran pengunjung pada setiap Mentawai mengikuti pameran.

"Setiap pameran memang souvenir-souvenir khas Mentawai ini sangat dicari pengunjung, terutama pernak pernik yang sederhana seperti gelang letcu ini sangat laku, ujarnya

Viator yang sering dipanggil Bajak Letcu ini menyebutkan, souvenir Mentawai memang sangat diminati, bahkan pihaknya sering mengalami kewalahan dalam memenuhi permintaan pasar.

Namun demikian masih banyak kendala yang dia alami terutama masalah modal dan perhatian dari pemerintah setempat yang belum maksimal dalam melakukan pembinaan terhadap para pengrajin.

"Pemasaran masih terbatas dengan adanya order, ada juga yang lewat online melalui instagram, tapi kita sudah kewalahan, karena memang belum adanya tim, atau bantuanlah dari pemkab, untuk mengelola yang lebih baik, katanya.

Ia mengharapkan ada bantuan dari pemerintah setempat dalam pelatihan-pelatihan seni kerajinan tangan ini seperti yang pernah dilakukan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Mentawai yang mengajak para perajin kerang laut mengikuti pelatihan di Surabaya.

"Dulu ada, melalui program Coremap Dinas Kelautan pernah mengajak pengrajin untuk mengikuti pelatihan di Surabaya, tapi saya tidak ikut waktu itu," ujar Bajak Letcu yang kesehariannya juga sebagai guru honor bidang studi muatan lokal budaya Mentawai di SDN 08 Desa Matobe Sipora Selatan itu.

Sumatera Barat Expo 2017 yang ke 6 digelar oleh Badan Pengubung Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) di Kota Batam Kepulauan Riau. Ajang pameran produk dan potensi unggulan Sumbar, yang berlangsung selama 4 hari (9-12 November) tersebut mengusung tema 'Wisata Halal Sumatera Barat Merajut Serumpun Melayu.

Acara pembukaan digelar di lapangan Engku Putri, Batam Center, Kamis, (9/11) malam dan dihadiri oleh Gubernur Kepri Nurdin Basirun, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Wali Kota Batam Muhammad Rudi beserta Bupati dan Wali Kota se-Sumbar.

Tim Kabupaten Mentawai yang dipimpin kepala dinas Perindagkop pada Sumbar Expo tahun ini antara lain terdiri dari pengurus Dekranasda Mentawai yaitu Wakil Ketua Dekranasda, Ny. Imer Ajaria Kortanius, Sekretaris Bidang Kreatif, Ny. Puji Rahayu Lahmudin, dan beberapa pengurus lainnya dari Dekranasda Mentawai dan juga beberapa staf Dinas Perindagkop Mentawai. ***