Lombok Timur, (Antara Sumbar) - Bank Dunia (World Bank) melakukan pembinaan kepada masyarakat di beberapa desa yang menjadi kantong tenaga kerja Indonesia di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, melalui Program Greenback 2.0.
"Kami menjalankan program tersebut selama tiga tahun, dimulai sejak tahun 2016 dan akan berakhir pada 2018," kata Perwakilan Bank Dunia di Indonesia Isaku Endo, di Lombok Timur, Minggu.
Ia menjelaskan, Greenback 2.0 merupakan program Bank Dunia yang berupaya mengajak masyarakat untuk memanfaatkan layanan keuangan teregulasi demi terciptanya kelancaran dan keamanan dalam bertransaksi keuangan.
Ajakan tersebut diwujudkan dalam berbagai kegiatan yang telah berjalan di ketiga desa terpilih, yaitu Loyok, dan Tetebatu Selatan, Kecamatan Sikur, serta Desa Perigi, Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur.
"Kenapa kami memilih ketiga desa itu, karena merupakan termasuk kantong TKI dan Kabupaten Lombok Timur kabupaten terbesar penyumbang TKI di Indonesia," ujarnya.
Untuk memperkenalkan Greenback 2.0, ke masyarakat, Bank Dunia menjalin kemitraan dengan sejumlah pihak, seperti Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Rakyat Indonesia.
Selain itu, Pemerintah Provinsi NTB, Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, dan Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Mataram.
Sejumlah operator selular yang ada di Indonesia juga dilibatkan, seperti PT Indosat dan PT XL.
Endo mengatakan kegiatan studi penjajakan kebutuhan masyarakat juga dilakukan dalam rangka menjaring informasi dari masyarakat setempat mengenai kesenjangan antara kondisi yang ada saat ini dan yang diharapkan, dalam hal akses dan penggunaan layanan keuangan, serta pengelolaan keuangan.
"Studi yang menggunakan pendekatan kualitatif tersebut sudah kami laksanakan selama tiga minggu pada tahun 2016 lalu," ucapnya.
Pihaknya juga sudah melakukan edukasi kepada masyarakat Desa Loyok dan Desa Perigi, tentang layanan transaksi keuangan melalui agen-agen bank yang ada di perdesaan.
Kegiatan tersebut dilakukan dalam bentuk lomba balap cepat ke agen Layanan Keuangan Tanpa Kantor untuk Keuangan Inklusif (Laku Pandai) yang tersebar di desa.
Laku Pandai merupakan program keuangan inklusif yang memungkinkan masyarakat membuka rekening tabungan, menabung, dan menarik dana melalui perantara agen bank.
"Melalui lomba yang digelar pada Kamis (2/11) dan Sabtu (4/11), kami berharap pemahaman keluarga TKI tentang manfaat menabung dan seperti apa produk industri keuangan, akan semakin bagus," kata Endo.
Pria asal Jepang ini juga berharap melalui pembinaan yang diberikan dalam waktu tiga tahun bisa memberikan dampak positif kepada masyarakat, khususnya keluarga TKI di Pulau Lombok, agar memanfaatkan remitansi atau kiriman uang dari luar negeri untuk hal-hal yang produktif. (*)
Berita Terkait
Tokoh Pers Prof. Salim Said meninggal dunia
Minggu, 19 Mei 2024 5:18 Wib
FIFA tunjuk Brazil jadi tuan rumah Piala Dunia Putri 2027
Sabtu, 18 Mei 2024 4:50 Wib
Exco PSSI ungkap kenaikan harga tiket untuk pendanaan timnas Indonesia
Kamis, 16 Mei 2024 15:04 Wib
BNPB: Total 67 orang meninggal dunia dalam bencana banjir lahar dingin di Sumbar
Kamis, 16 Mei 2024 10:06 Wib
PSSI tinjau rumput SUGBK jelang dua laga kualifikasi Piala Dunia 2026
Kamis, 16 Mei 2024 5:14 Wib
Jakarta Electric PLN perkuat lini serang, datangkan Marina Markova bintang muda Voli Dunia
Selasa, 14 Mei 2024 9:10 Wib
Empat orang meninggal dunia akibat kecelakaan di jalur menuju Bromo
Selasa, 14 Mei 2024 4:35 Wib
Erick: Pemain Timnas U23 punya bekal kualifikasi Piala Dunia 2026
Minggu, 12 Mei 2024 19:59 Wib