Pangkalan Bun, Kalteng, (Antara Sumbar) - Grup Astra Agro Lestari (AAL) melalui anak usahanya PT Agro Menara Rahmat (AMR) berhasil mengembangkan integrasi sawit-sapi di Kabupaten Kotawaringin Barat dan mampu memasok 100 sapi potong per minggu untuk pasar Kalimantan.
"Kami terus membuka pasar lokal untuk sapi potong di Kalimantan, dan saat ini mampu memasok 80 sampai 100 sapi per minggu," kata General Manager Livestock Division AAL Widayanto di Desa Runtu Kecamatan Arut Selatan, Kotawaringin Barat (Kobar) Kalteng, Rabu.
Ia menjelaskan selain di Kobar, sapi potong jenis brahmancross itu juga dipasarkan ke Palangkaraya, Banjarmasin, Sampit dan Martapura. Saat ini pihaknya juga menjajaki pasar sampai ke Pontianak.
"Kami terus melakukan kerja sama dengan pedagang ternak lokal dan rumah potong hewan yang ada. Kami siap mendukung swasembada sapi potong di Kalimantan," katanya.
Saat ini di Farm PT AMR terdapat 10 koloni sapi yang menggembala di areal kebun sawit. Satu koloni ada sekitar 350 ekor dengan perbandingan satu jantan dan 10 betina.
Sepuluh persen hasil anakan jantan, dan sekitar 30 persen anakan betina akan masuk program penggemukan yang menghasilkan sapi potong.
"Dari koloni ternak di kebun sawit, sebentar lagi 250 sapi akan melahirkan dan 1.250 akan melahirkan 1-2 bulan ke depan," katanya.
Pihaknya siap menjual sapi potong dengan harga yang lebih murah dibanding pedagang setempat membeli ternak dari luar Kalimantan.
"Saat ini sudah terbangun kepercayaan dengan sejumlah pedagang sapi sehingga mereka membeli tanpa perlu datang ke peternakan. Cukup sampaikan ada total bobot sapi 42 ton, mereka langsung transfer, selanjutnya kami kirim ke RPH," katanya.
Ia juga berharap RPH Kotawaringin Barat yang baru bisa segera berfungsi dan pedagang bisa mengambil sapi dari AMR.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Peternakan pada Dinas Peternakan Kabupaten Kobar Ir Dedi Mulyadi mengatakan RPH milik Kobar bisa beroperasi akhir tahun 2017 atau paling lambat awal tahun 2018.
"RPH lama nanti akan dipindahkan ke RPH baru," katanya.
Namun ia mengatakan keberadaan RPH yang baru itu sebenarnya tidak hanya untuk kebutuhan daging setempat, tetapi sejak semula dirancang agar peternak besar juga bisa memanfaatkan itu agar mereka bisa memotong sapi di sana dan memasarkan daging ke luar Kalimantan melalui Pelabuhan Kumai.
"Jangan sampai produksi sapi potong mereka bersaing dengan peternak lokal skala kecil," katanya.
Ia mengingatkan sejak awal, peternakan besar di Kobar diarahkan untuk memenuhi kebutuhan daging di Pulau Jawa sehingga bisa mengurangi impor daging.
Integrasi sawit-sapi merupakan implementasi dari Peraturan Mentan 105 tahun 2014, tentang integrasi usaha perkebunan kelapa sawit dengan usaha budidaya sapi potong dengan harapan mampu mendukung swasembada daging di Indonesia. (*)
Berita Terkait
Presiden kunjungi Pasar Baru Karawang
Rabu, 8 Mei 2024 12:09 Wib
Hendri Septa-Ekos Albar Tinjau Kebakaran Pasar Raya, Ikut Turun Kapolda, Kapolres dan Dandim
Rabu, 8 Mei 2024 6:16 Wib
Sebanyak 16 ruko terdampak kebakaran di sekitar Pasar Raya Padang
Selasa, 7 Mei 2024 20:26 Wib
Kebakaran Pasar Raya Padang
Selasa, 7 Mei 2024 15:52 Wib
Toko mainan di Pasar Raya Blok A Padang terbakar
Selasa, 7 Mei 2024 14:12 Wib
Bacalon Bupati Agam berkomitmen atasi kemacetan di Pasar Padang Lua
Senin, 6 Mei 2024 19:21 Wib
Disperindagkop Pariaman dorong OPD buat kegiatan di Pasar Rakyat Pariaman
Selasa, 30 April 2024 16:08 Wib
BI ungkap tiga sektor asal Sumbar potensial kuasai pasar global
Senin, 29 April 2024 19:46 Wib