Jakarta, (Antara Sumbar) - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) memberikan beasiswa bagi tenaga kependidikan Pascasarjana Tenaga Kependidikan Berprestasi (PasTi).
"Pada tahun ini, kami mengalokasikan sebanyak 120 beasiswa bagi tenaga kependidikan," ujar Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti, Ali Ghufron Mukti, di Jakarta, Selasa.
Pemberian beasiswa itu sangat penting mengingat fungsi tenaga kependidikan yang strategis. Pada tahun lalu, sebanyak 31 tenaga kependidikan juga telah dikirim ke berbagai negara untuk mendapat pelatihan.
"Saya hanya berpesan bahwa jika sudah mendapat beasiswa dan lulus S-2 jangan berbondong-bondong menjadi dosen," papar Dirjen Ali Ghufron Mukti.
Kemristekdikti juga meluncurkan Sistem Informasi Manajemen (SIM) Tenaga Kependidikan (Tendik) yang bertujuan memuat seluruh data tenaga kependidikan di Indonesia.
Ghufron mengatakan selama ini tenaga kependidikan belum mendapat perhatian khusus. Padahal, mereka memiliki peran strategis untuk mewujudkan kampus berkelas dunia.
Menurut dia, jumlah tenaga kependidikan juga lebih banyak daripada dosen karena mencakup berbagai bagian, mulai dari Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP), pustakawan, hingga arsiparis.
"SIM Tendik bagi merupakan terobosan penting. Kita akan memiliki data konkret terkait berapa jumlah tenaga kependidikan, dan dari data tersebut kita akan melihat jenjang kualifikasi serta kompetensi yang dimiliki oleh tenaga kependidikan yang kita miliki. Sehingga nantinya dapat merumuskan gagasan program dan kebijakan seperti apa yang mampu meningkatkan kualitas tenaga kependidikan ini," papar dia.
Para tenaga kependidikan, imbuh Ghufron, juga akan mendapat nomor induk sebagaimana seorang dosen, yakni Nomor Induk Tenaga Kependidikan (NITK). Kendati demukian, cakupan tenaga kependidikan yang masuk dalam SIM Tendik saat ini masih di lingkup perguruan tinggi negeri (PTN). Ghufron berharap, nantinya SIM Tendik bisa berkembang untuk mendata tenaga kependidikan di kampus-kampus swasta.
"Dengan platform SIM Tendik, perjalanan karier, kompetensi, dan kesempatan peningkatan kualifikasi jadi semakin terbuka lebar, karena saya melihat tenaga kependidikan ini luar biasa pekerjaannya. Seperti seorang arsiparis penting untuk mengakses dokumen, kemudian tenaga administratif untuk melayani mahasiswa dan dosen, dan masih banyak lagi," papar Ghufron.
Ghufron menegaskan bahwa sistem ini juga berfungsi mengukur kinerja para tenaga kependidikan. (*)
Berita Terkait
Di mata Kemristekdikti, Habibie teladan bagi anak bangsa Indonesia
Kamis, 12 September 2019 7:20 Wib
Kemristekdikti apresiasi banyak ilmuwan Indonesia berkiprah di Kerajaan Inggris
Kamis, 22 Agustus 2019 6:08 Wib
MUI nilai kebijakan inventarisasi data pribadi akan memasung kreativitas mahasiswa
Sabtu, 27 Juli 2019 12:45 Wib
Hari ini Unand miliki rektor baru, Kemristekdikti-Senat tentukan satu dari tiga calon (Video)
Rabu, 26 Juni 2019 10:41 Wib
Indonesia-Inggris danai enam riset terbaik mengenai penyakit menular
Senin, 13 Mei 2019 13:57 Wib
Pewarta ANTARA raih penghargaan karya jurnalistik Kemenristekdikti
Kamis, 2 Mei 2019 21:08 Wib
Ke depan hasil penelitian perguruan tinggi harus mengarah pada outcome, kata Dirjen
Selasa, 9 April 2019 6:11 Wib
Perum LKBN Antara raih dua penghargaan di anugerah Kemristekdikti
Senin, 28 Januari 2019 13:55 Wib