Kanker merupakan suatu penyakit yang menakutkan dan bisa menjadi salah satu penyebab kematian. Kanker disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal.
Sel-sel kanker berkembang cepat, tak terkendali, dan terus membelah diri, lalu menyusup ke jaringan sekitarnya dan menyebar lewat jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ tubuh yang penting serta syaraf tulang belakang.
Dalam kondisi normal, sel hanya membelah diri jika penggantian sel-sel yang mati dan rusak. Sebaliknya sel kanker membelah terus walaupun tubuh tak memerlukannya, hingga terjadi penumpukan sel baru yang disebut tumor ganas.
Penumpukan sel mendesak dan merusak jaringan normal, sehingga mengganggu organ yang ditempatinya. Kanker bisa terjadi dibanyak jaringan dan berbagai organ di setiap tubuh, dari kaki hingga kepala.
Dalam dunia kesehatan dikenal beberapa kanker, yakni Kanker Darah atau Leukemia, Kanker Hati, Kanker Kulit, Kanker Lambung, Kanker Lidah, Kanker Mulut, Kanker Mata, Kanker Otak, Kanker Ovarium, Kanker Pankreas dan Kanker Paru-Paru.
Selanjutnya, Kanker Payudara, Kanker Prostat, Kanker Rahim, Kanker Serviks, Kanker Tenggorokan, Kanker Testis, Kanker Tiroid, Kanker Tulang, Kanker Usus Besar, Kanker Vagina, Kanker Limfoma dan Kanker Multiple Myeloma.
Sebagai penyebab utama kematian, membuat manusia selalu mewaspadai penyakit ini dan berupaya untuk bisa mendeteksi sejak awal jika ada gejala-gejalanya, termasuk bagi masyarakat di Sumatera Barat.
Namun, selama ini di kampus-kampus kedokteran dan kesehatan daerah itu belum ada yang memiliki peralatan untuk mendeteksi gejala-gejala kanker, sehingga menyulikan untuk mendeteksi bahkan untuk pengobatan kanker.
Di tengah kondisi demikian tersiar kabar menyenangkan bagi masyarakat kalau di daerah sejak awal Februari 2017 telah ada fasilitas peralatan pendeteksi kanker di daerah itu.
Adalah Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) Padang, yang mulai memiliki alat pendeteksi penyakit kanker hasil kerja sama dengan PT Roche Indonesia.
"Alat deteksi kanker ini menjadi yang pertama ada di kampus di Sumatera Barat dan akan ditempatkan di Laboratorium Fakultas Kedokteran," kata Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Unand Padang, Prof Asdi Agustar.
Dia menjelaskan alat deteksi kanker ini akan memudahkan mahasiswa atau dosen di fakultas itu memeriksa sekaligus menganalisa sampel organ yang diduga tumor atau kanker, dengan begitu hasilnya akan lebih cepat.
Sebab selama ini sampel atau spesimen tersebut hanya dapat diperiksa di luar Sumbar, akibatnya pemeriksaan membutuhkan waktu lama.
"Alat ini akan meningkatkan kualitas dosen dan mahasiswa yang berkecimpung pada bidang kanker tersebut," kata dia.
Lebih lanjut, melalui alat ini akan digunakan dalam pembukaan pelatihan terkait diagnosa kanker dan pengobatan lainnya.
Selain Kedokteran, alat deteksi kanker ini juga akan dikembangkan dengan bidang kesehatan lainnya seperti Kedokteran Gigi, Kesehatan Masyarakat, Keperawatan dan Farmasi.
"Selain alat deteksi kanker, dengan PT Roche juga akan ada kerja sama bidang kesehatan dan akademik lainnya," ujar dia.
Dia berharap ke depan akan ada kerja sama lain dan alat canggih lainnya dalam bidang kesehatan, sebagai langkah Unand menjadi pusat studi deteksi kanker.
Sementara itu salah satu alumni mahasiswa Kedokteran Unand Padang, Fitry Sari menyambut baik adanya alat deteksi kanker tersebut di Unand.
Dengan begitu akan banyak mahasiswa yang mengambil pemusatan studi pada bidang tersebut, hal ini akan bermanfaat mengingat saat ini banyak orang terkena kanker seperti pada payudara dan serviks.
"Diharapkan hal ini bisa memberikan kemajuan ilmu kedokteran di Sumbar," ujarnya.
RS Unand
Sebelumnya, sejak 2016 Unand juga telah memiliki rumah sakit umum untuk melayani masyarakat daerah itu dalam bidang kesehatan dan juga untuk pendidikan dan penelitian bagi mahasiswa kampus terbesar di Sumbar itu.
Rumah sakit pendidikan Universitas Andalas dengan fasilitas pelayanan medis, pendidikan dan penelitian. Fasilitas itu terdiri atas Kedokteran dasar/Biomedik, Kedokteran Klinik, Humaniora, Kedokteran Komunitas di lengkapi dengan Applied Health Research dan Penelitian pengembangan bidang kesehatan.
Lalu memiliki tipe RS C dengan program unggulan bagian Onkologi dan Gastro Enterologi yang dilengkapi dengan ruang rawat inap sebanyak empat ruangan, dengan jumlah tempat tidur 200 unit dan Poliklinik dengan 20 ruangan, apotek dan lobi.
Fungsi pendidikan kedokteran pada RS itu memakai sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan pendidikan klinik terintegrasi.
Rumah sakit pendidikan ini dalam pelaksanaannya di lapangan punyai dua alternatif yaitu RSP masih departemental, RSP mempunyai ruangan yang terintegrasi seperti Medikal meliputi Penyakit Dalam, Saraf, Kulit dan Jiwa.
Sementara Surgical meliputi Bedah, THT, Mata, Gigi, Kebidanan dan Penyakit Kandungan serta Anak. (*)
Berita Terkait
Kemenkes miliki program pemeriksaan kanker payudara gratis tahun depan
Kamis, 31 Oktober 2024 20:41 Wib
Peneliti: Pencemaran air bisa sebabkan stunting dan kanker
Minggu, 26 Mei 2024 19:24 Wib
Guru Besar FKUI: Uap vape juga berbahaya pada orang di sekitar
Kamis, 7 Maret 2024 10:14 Wib
Ahli tegaskan vape miliki kandungan yang sama berbahaya dengan rokok
Kamis, 7 Maret 2024 9:16 Wib
Dokter paparkan faktor-faktor risiko osteosarkoma pada remaja
Kamis, 29 Februari 2024 20:31 Wib
RS Unand terapkan layanan onkologi terpadu untuk tangani pasien kanker
Rabu, 21 Februari 2024 18:13 Wib
Dokter jelaskan faktor penyebab dan gejala kanker pada anak
Senin, 19 Februari 2024 13:46 Wib
Dokter: Lebam tanpa sebab bisa jadi gejala awal kanker pada anak
Kamis, 15 Februari 2024 12:45 Wib