Dokter: Dukungan keluarga penting guna penyembuhan anak yang kanker
Jakarta (ANTARA) - Spesialis anak dari Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita dr Nia Astarina, Sp .A mengatakan dukungan keluarga penting bagi anak yang menjalani pengobatan kanker
Nia mengatakan pengobatan kanker tidak singkat dan bisa memakan waktu bertahun-tahun, tergantung jenis kankernya, oleh karena itu dibutuhkan dukungan yang besar. Selain itu, ujarnya, pendekatan yang diberikan pada anak pun berbeda.
"Jadi memang pendekatan yang sangat harus dilakukan adalah memang ke psikologisnya mereka. Dan beberapa memang kita bekerja dengan timnya. Kalau mereka membutuhkan psikolog, Kita juga konsulkan ke psikolog anak," ujarnya dalam "Kenali Tanda Awal Kanker pada Anak" yang disiarkan Kementerian Kesehatan di Jakarta, Kamis.
Dia menjelaskan menangani pasien kanker anak kecil berbeda dengan remaja. Ketika anak tersebut terkena kanker, ujarnya, seluruh keluarga terdampak, karena anak tersebut tidak bisa sendirian dan harus ditemani.
"Entah dari ayah dan ibunya, entah dari kakek neneknya, atau bahkan saudaranya. Saudara itu artinya kakak dan adik kandungnya, kayak, oh kakak saya lagi sakit nih, bolak-balik ke rumah sakit seminggu sekali, ayah ibu saya jadi harus menemani," Nia menjelaskan.
Menurut Nia, saudara kanker dari pasien cilik itu perlu diberikan pengertian, agar dukungan bagi penyembuhan pasien itu semakin besar.
Selain itu, dokter tersebut mengatakan bahwa terkadang pasien-pasien kanker yang masih kecil, seperti di bawah 12 tahun, merasa tidak percaya diri setelah mengalami perubahan fisik akibat pengobatan, semisal rontoknya rambut serta pipi tembam akibat kemoterapi. Akhirnya mereka menyembunyikan mukanya dengan memakai masker.
Dia menilai, kepercayaan diri anak tetap harus dibangun melalui dukungan keluarganya, dan anak perlu diyakinkan bahwa mereka tidak sendirian.
"Nah, bahkan kalau misalkan ada yang tadi, nggak pede dengan rambutnya yang mulai rontok, itu beberapa pasien saya ada yang support dari keluarga. Itu memang sangat penting banget ya mbak ya. Jadi, sampai ayahnya, ibunya juga ikutan, motong rambutnya gitu, ikutan misalkan ikutan botak juga gitu," katanya.
Dalam kesempatan itu, dr Nia menjelaskan bahwa kanker pada orang dewasa berbeda pada kanker pada anak, di mana kanker pada orang dewasa banyak disebabkan oleh pola hidupnya. Adapun kanker pada anak, ujarnya, sejumlah teori menyebutkan penyebabnya adalah genetik.
Menurutnya, pemberian nutrisi seimbang adalah salah satu dari sejumlah langkah yang dapat dilakukan sebagai pencegahan.
Di dalam makanan itu, ujarnya, perlu menghindari bahan-bahan seperti pengawet, penyedap rasa, serta pewarna, atau bahan-bahan kimia lainnya.
Dia menjelaskan, kanker yang dibawa dalam gen anak tersebut dapat dipicu juga oleh lingkungan tempatnya tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan lingkungan yang baik demi kesehatan anak.
Dia mencontohkan, lingkungan baik yaitu yang tidak tinggi radikal bebas, tanpa asap rokok, dan menghindari tempat di bawah saluran udara dengan tegangan ekstra tinggi, atau lebih dikenal sebagai sutet.
Dalam kesempatan itu, dia menjelaskan bahwa jenis-jenis kanker yang paling sering diidap oleh anak adalah kanker darah atau leukemia, kanker mata atau retinoblastoma, serta kanker tulang.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dokter: Dukungan keluarga penting guna penyembuhan anak yang kanker
Nia mengatakan pengobatan kanker tidak singkat dan bisa memakan waktu bertahun-tahun, tergantung jenis kankernya, oleh karena itu dibutuhkan dukungan yang besar. Selain itu, ujarnya, pendekatan yang diberikan pada anak pun berbeda.
"Jadi memang pendekatan yang sangat harus dilakukan adalah memang ke psikologisnya mereka. Dan beberapa memang kita bekerja dengan timnya. Kalau mereka membutuhkan psikolog, Kita juga konsulkan ke psikolog anak," ujarnya dalam "Kenali Tanda Awal Kanker pada Anak" yang disiarkan Kementerian Kesehatan di Jakarta, Kamis.
Dia menjelaskan menangani pasien kanker anak kecil berbeda dengan remaja. Ketika anak tersebut terkena kanker, ujarnya, seluruh keluarga terdampak, karena anak tersebut tidak bisa sendirian dan harus ditemani.
"Entah dari ayah dan ibunya, entah dari kakek neneknya, atau bahkan saudaranya. Saudara itu artinya kakak dan adik kandungnya, kayak, oh kakak saya lagi sakit nih, bolak-balik ke rumah sakit seminggu sekali, ayah ibu saya jadi harus menemani," Nia menjelaskan.
Menurut Nia, saudara kanker dari pasien cilik itu perlu diberikan pengertian, agar dukungan bagi penyembuhan pasien itu semakin besar.
Selain itu, dokter tersebut mengatakan bahwa terkadang pasien-pasien kanker yang masih kecil, seperti di bawah 12 tahun, merasa tidak percaya diri setelah mengalami perubahan fisik akibat pengobatan, semisal rontoknya rambut serta pipi tembam akibat kemoterapi. Akhirnya mereka menyembunyikan mukanya dengan memakai masker.
Dia menilai, kepercayaan diri anak tetap harus dibangun melalui dukungan keluarganya, dan anak perlu diyakinkan bahwa mereka tidak sendirian.
"Nah, bahkan kalau misalkan ada yang tadi, nggak pede dengan rambutnya yang mulai rontok, itu beberapa pasien saya ada yang support dari keluarga. Itu memang sangat penting banget ya mbak ya. Jadi, sampai ayahnya, ibunya juga ikutan, motong rambutnya gitu, ikutan misalkan ikutan botak juga gitu," katanya.
Dalam kesempatan itu, dr Nia menjelaskan bahwa kanker pada orang dewasa berbeda pada kanker pada anak, di mana kanker pada orang dewasa banyak disebabkan oleh pola hidupnya. Adapun kanker pada anak, ujarnya, sejumlah teori menyebutkan penyebabnya adalah genetik.
Menurutnya, pemberian nutrisi seimbang adalah salah satu dari sejumlah langkah yang dapat dilakukan sebagai pencegahan.
Di dalam makanan itu, ujarnya, perlu menghindari bahan-bahan seperti pengawet, penyedap rasa, serta pewarna, atau bahan-bahan kimia lainnya.
Dia menjelaskan, kanker yang dibawa dalam gen anak tersebut dapat dipicu juga oleh lingkungan tempatnya tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan lingkungan yang baik demi kesehatan anak.
Dia mencontohkan, lingkungan baik yaitu yang tidak tinggi radikal bebas, tanpa asap rokok, dan menghindari tempat di bawah saluran udara dengan tegangan ekstra tinggi, atau lebih dikenal sebagai sutet.
Dalam kesempatan itu, dia menjelaskan bahwa jenis-jenis kanker yang paling sering diidap oleh anak adalah kanker darah atau leukemia, kanker mata atau retinoblastoma, serta kanker tulang.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dokter: Dukungan keluarga penting guna penyembuhan anak yang kanker