Warga Batang Kapas Pertanyakan Kualitas Beras Sejahtera

id Beras miskin

Warga Batang Kapas Pertanyakan Kualitas Beras Sejahtera

Rastra. (Antara) ( )

Painan, (Antara Sumbar) - Warga di Nagari (Desa Adat) IV Koto Hilie, Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar), mempertanyakan kualitas beras sejahtera (rastra) karena mereka menilai beras yang diterima tidak layak konsumsi.

Seorang warga yang tidak mau disebutkan namanya, di Painan, Sabtu mengatakan kondisi rastra agak kekuningan-kuningan dan masih terdapat dedak.

Menurutnya agar beras tersebut layak dikonsumsi harus kembali diproses melalui mesin pengiling padi dengan maksud agar beras jauh lebih bersih.

Kepala Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional II Sumatera Barat, Gudang Sago Pesisir Selatan, Tris Medi mengaku telah turun ke lapangan guna memastikan kondisi rastra yang dikeluhkan penerimanya.

Ia pun menyarankan pengawas rastra di kecamatan mendata nagari yang mendapat jatah rastra yang dinilai tidak layak konsumsi agar segera dilakukan penggantian.

"Petugas kami minta mendata nagari dan total rastra yang tidak layak konsumsi dalam waktu dekat akan kami ganti," katanya.

Terpisah, Wakil Ketua DPRD Pesisir Selatan, Herpi Damson mendesak Bulog daerah setempat menyediakan rastra yang layak dikonsumsi.

"Walau diperuntukkan bagi keluarga pra sejahtera, Bulog sebagai lembaga yang diberi kepercayaan dalam penyediaannya kami imbau untuk tetap memperhatikan kualitasnya," kata dia.

Sebelumnya, pada 16/6/2016 masyarakat kecamatan setempat juga mempertanyakan kondisi rastra, diantara mereka bahkan menyesal membeli setelah mengetahui kondisi rastra.

Pada wawancara sebelumnya warga setempat, Samsidar (50) mengatakan beras tidak bersih dan masih terdapat sisa kulit gabah, warna beras yang tidak serupa ada yang berwarna kecoklatan dan agak kekuningan-kuningan ditambah berasnya yang bergumpal-gumpalan serta baunya yang tidak enak.

Bahkan ia menyimpulkan beras tersebut hanya layak dikonsumsi oleh unggas bukanlah manusia. (*)