Keluarga miskin ekstrem di Payakumbuh terima bantuan modal

id Kemiskinan ekstrim, payakumbuh,payakumbuh

Keluarga miskin ekstrem di Payakumbuh terima bantuan modal

Pj Wali Kota Payakumbuh, Sumbar, Ridha Ananda meninjau gerobak usaha yang merupakan bantuan untuk keluarga miskin ekstrim di daerah itu, Selasa (15/8). (ANTARA/Akmal Saputra)

Payakumbuh, Sumbar (ANTARA) - Sebanyak tujuh keluarga di Kota Payakumbuh, Sumatera Barat yang termasuk dalam kategori miskin ekstrem mendapatkan bantuan modal usaha agar dapat keluar dari status tersebut.

"Kita bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Payakumbuh menyerahkan bantuan usaha untuk sejumlah warga yang masuk kategori kemiskinan ekstrim," kata Penjabat (Pj) Wali Kota Payakumbuh Rida Ananda di Payakumbuh, Selasa (15/8).

Ia mengatakan bantuan modal usaha dari anggaran Baznas itu disesuaikan dengan jenis usaha yang diminati dan bisa dijalankan oleh masing-masing keluarga.

"Harapan kita keluarga yang menerima bantuan ini dapat terlepas dari miskin ekstrim. Pengentasan kemiskinan ekstrim memang menjadi salah satu fokus kami sebagai Pj Wali Kota Payakumbuh," ujarnya.

Keluarga yang mendapatkan bantuan tersebut yakni Afrizon Efendi warga Kelurahan Ompang Tanah Sirah, Jhoni Putra dan Zulfahmi warga Kelurahan Ikua Koto Dibalai.

Selanjutnya, Fredi Agus Dwianto yang beralamat di Kelurahan Parik Muko Aia, Mardani warga Kelurahan Tiakar, Linda Erita warga Kelurahan Nunang Daya Bangun, dan Hendrik warga Kelurahan Parit Rantang.

Ketua Baznas Kota Payakumbuh, Edi Kusmana mengatakan total anggaran untuk bantuan biaya modal usaha masyarakat miskin ekstrim sebesar Rp125 juta.

"Untuk saat ini ada tujuh keluarga yang kita salurkan bantuannya, selanjutnya ada lima keluarga dan nantinya akan ada bantuan pertanian," katanya.

Ia mengatakan nantinya masyarakat diminta membuat semacam rancangan anggaran sesuai yang dibutuhkan dengan anggaran maksimal Rp5 juta untuk satu keluarga.

"Setelah rancangan anggarannya selesai, nanti kita akan datang untuk memberikan bantuannya. Sesuai data dari Dinas Sosial terdapat 40 keluarga yang layak diberikan bantuan," ujarnya.

Sementara itu, salah seorang warga penerima bantuan biaya modal usaha, Jhoni Putra mengatakan bahwa dia bertekad untuk bisa keluar dari kategori kemiskinan ekstrim.

"Saya berterima kasih kepada bapak Wali Kota dan Baznas atas bantuan ini. Saya bertekad untuk keluar dari kemiskinan ekstrim," katanya.

Kepala keluarga yang memiliki tanggungan seorang istri dan empat orang anak itu mengaku baru memulai usahanya menjual cendol dengan gerobak yang baru.

Sebelumnya hanya bekerja mencari barang rongsokan, demikian Jhoni Putra.