Sawahlunto, (Antara Sumbar) - Ratusan relawan kebencanaan di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dijadwalkan mengikuti Jambore Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di Kota Sawahlunto, 19-23 September 2016.
"Para peserta merupakan utusan dari unsur masyarakat yang tergabung dalam sejumlah kelompok relawan binaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) Sumbar, antara lain relawan Desa Tangguh Bencana, Taruna Siaga Bencana dan lain sebagainya," kata salah seorang koordinator kegiatan tersebut, Indra di Sawahlunto, Minggu.
Pada kegiatan jambore itu, jelasnya, masing-masing tim relawan yang beranggotakan 15 orang untuk setiap kota dan kabupaten akan mengikuti lomba-lomba terkait kesiapsiagaan setiap daerah ketika menghadapi peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat.
Gangguan dan ancaman yang dimaksud, lanjutnya, disebabkan oleh faktor alam dan atau non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis masyarakat yang menjadi korban bencana.
"Lomba-lomba tersebut meliputi pendirian tenda dengan cepat dan benar, penyiapan instalasi dan pengelolaan dapur umum, pertolongan pertama gawat darurat dan lain sebagainya," ujar dia.
Menurutnya, kegiatan jambore tersebut merupakan salah satu upaya penguatan materi terkait peningkatan kemampuan yang dimiliki masing-masing kelompok relawan serta menumbuhkan kesamaan visi dalam menyikapi peristiwa bencana sejak dari wilayah terkena dampak langsung hingga daerah-daerah sekitar sebagai penyangga proses tanggap darurat dan pihak pemerintah secara berjenjang selaku pelaksana rehabilitasi dan rekonstruksi pasca terjadinya bencana.
Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Sawahlunto Azwen mengapresiasi kepercayaan yang diberikan oleh pihak BPBD Sumbar yang menunjuk kota itu selaku tuan rumah pelaksanaan Jambore PRB yang merupakan pelaksanaan untuk ketiga kalinya untuk tingkat provinsi itu.
Terkait kontribusi yang diberikan pihaknya, dia menjelaskan selain menyiapkan lokasi pelaksanaan kegiatan jambore tersebut yang dipusatkan di kawasan Camping Ground Kandi, pihaknya juga telah menyiapkan relawan-relawan terbaik untuk mengikuti seluruh cabang lomba yang dipertandingkan nantinya.
Dia mengatakan sejak kurun waktu empat tahun terakhir, masalah pencegahan dan penanganan potensi kebencanaan menjadi perhatian utama pihaknya yang diaplikasikan dalam bentuk pemetaan titik rawan bencana dan menyiapkan relawan-relawan siaga bencana di kota itu.
"Khusus program Desa Tangguh Bencana yang pelaksanaannya difasilitasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana(BNPB) Republik Indonesia, pihaknya sudah menunjuk Desa Silungkang Oso dan Desa Lumindai sebagai pilot project kegiatan tersebut," ungkapnya.
Dia merencanakan akan mengajukan penambahan status Desa Tangguh Bencana bagi desa dan kelurahan di kota itu secara bertahap sesuai tingkat kerawanannya terhadap bencana.
"Pada 2017 diproyeksi minimal ada dua desa lagi yang akan diusulkan dan saat ini sedang dilakukan pembicaraan intensif dengan seluruh pihak terkait," kata dia. (*)