UNP akan Gelar Festival Musik Ritual Dunia

id UNP, Festival, Musik, Ritual

Padang, (Antara Sumbar) - Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang (FBS-UNP) akan menggelar World Ritual Music Festival (WRMF) yang bertepatan dengan Ulang Tahun atau Dies Natalis UNP yang ke-62 pada 1 sampai 3 September 2016.

"Menurut kurator kita festival musik ritual ini pertama kali di dunia," kata Ketua Panitia WRMF UNP, Wimbrayardi di Padang, Selasa.

Ia menjelaskan WRMF adalah pertujukan musik ritual khusus tentang keislaman yang akan diisi oleh kelompok musik mancanegara yaitu dari Iran, Malaysia dan perwakilan dari 12 Universitas di Indonesia termasuk UNP sebagai tuan rumah.

"Acara ini secara langsung akan dibuka oleh Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dan saat penutupan juga akan dihadiri oleh Dirjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid," tambahnya.

Festival tersebut akan berlangsung pada malam hari, dan malam pertama akan langsung diisi oleh pertunjukan musik mancanegara.

"Tanggal 31 malam semua peserta festival sudah berada di Padang," ujarnya.

Hal ini dikarenakan Gubernur Sumbar secara langsung juga akan menjamu semua peserta festival untuk makan malam bersama di gubernuran.

Ia mengemukakan banyak sekali kelompok-kelompok musik lainnya yang ingin ikut berpartisipasi dalam acara tersebut.

"Namun karena ini festival musik ritual Islam maka panitia harus menyeleksi beberapa kelompok yang ikut dibantu oleh dua orang kurator musik Indonesia Irwansyah Harahap dari Universitas Sumatera Utara dan Andranofa dari ISI Padangpanjang," kata Wimbrayardi.

"Semoga dengan acara ini dapat memacu kreatifitas mahasiswa maupun dosennya untuk terus berkarya dan mengadakan even-even seperti ini," ujarnya.

Dekan FBS UNP M. Zaim menyampaikan acara ini dalam rangka menduniakan Universitas Negeri Padang.

"Selama ini UNP sudah dikenal di nasional terbukti dengan banyaknya mahasiswa kita yang berasal dari luar daerah dan propinsi, dengan ini kita berharap UNP semakin dikenal hingga mendunia," kata dia.

Ia juga menerangkan jika respon dari masyarakat dan semua pihak bagus maka tidak tertutup kemungkinan acara tersebut akan digelar setiap tahunnya.

"Jika selama ini acara musik selalu berbau hal-hal negatif, maka sekarang kita akan menampilkan musik yang dekat dengan agama," kata dia.

Ia menambahkan hal ini sesuai dengan filosofi masyarakat minang yaitu adat basandi sarak, sarak basandi kitabullah. (*)