Painan, Sumbar, 31/1 (Antara) - Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) mengembangkan budidaya bawang merah dataran rendah seluas 100 hektare di areal pertanian masyarakat pada tahun 2016.
"Pada tahun ini pengembangan budidaya bawang merah kita lakukan di sembilan kecamatan dari 15 kecamatan yang ada di kabupaten ini, " kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Pesisir Selatan Afrizon Nazar di Painan, Minggu.
Ke sembilan kecamatan itu dianggap sangat bagus untuk pengembangan bawang merah sesuai dengan uji coba yang dilakukan pemkab setempat hingga beberapa kali di areal tersebut pada tahun-tahun sebelumnya.
Kecamatan itu seperti Batangkapas, Sutera, Ranahpesisir, Pancung Soal, Linggo Sari Baganti, IV Jurai Lunang, Bayang, Koto XI Tarusan dan IV Nagari Bayang Utara.
Pada kegiatan itu pemerintah memberikan bantuan berupa bibit unggul yang didatangkan dari Pulau Jawa. Sedangkan biaya pengolahan lahan hingga panen dilakukan oleh swadaya masyarakat.
Menurutnya, budidaya bawang merah di kabupaten itu sudah dilakukan sejak tahun 2007 pada lahan seluas satu hektare di Kecamatan Koto XI Tarusan.
Pada tahun 2008 kembali dibudidayakan pada lahan pertanian milik masyarakat seluas tiga hektare di dua kecamatan yakni Pancung Soal dan Bayang Utara. Selama dua tahun tersebut, pengembangan hanya dilakukan pada lahan dataran tinggi.
Tahun berikutnya (2009) pengembangan dilakukan di Kecamatan Pancung Soal pada lahan seluas 20 hektare dari dana yang dialokasikan melalui dana alokasi khusus (DAK) kabupaten setempat.
Pada tahun 2011 Kecamatan Pancung Soal kembali mendapat alokasi pembudidayaan bawang merah seluas 2 hektare dari pemerintah APBD Provinsi Sumbar. Sedangkan tahun 2012 budidaya bawang merah di kembangkan pada lahan seluas 15 hektare di tiga kecamatan yakni Sutera, Lengayang dan Ranah Pesisir.
Tahun 2013 budidaya bawang merah dilakukan khusus pada lahan dataran rendah di enam kecamatan yakni Bayang, Batangkapas, Sutera, Lengayang, Ranah Pesisir dan Pancung Soal. Luas lahan di enam kecamatan tersebut 29,8 hektare.
Bustami (46) seorang petani mengatakan, pengembangan budidaya bawang merah sudah melihatkan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat setempat, khususnya petani. Namun untuk pengembangan budidaya komoditi jenis sayuran itu, petani seringkali mengalami kesulitan untuk mendapatkan bibit unggul. *
Berita Terkait
Harga emas Antam turun Rp11.000 jadi Rp1,343 juta per gram
Jumat, 17 Mei 2024 9:18 Wib
Rupiah Jumat pagi turun 60 poin menjadi Rp15.984 per dolar AS
Jumat, 17 Mei 2024 9:17 Wib
Harga emas Antam melonjak hingga Rp1,354 juta per gram
Kamis, 16 Mei 2024 10:22 Wib
Jalur alternatif Padang - Bukittinggi rawan longsor
Rabu, 15 Mei 2024 17:55 Wib
Harga emas Antam naik ke angka Rp1,332 juta per gram
Rabu, 15 Mei 2024 9:00 Wib
Pelatihan membuat hantaran pernikahan bagi para pencari kerja
Selasa, 14 Mei 2024 12:13 Wib
Harga emas Antam tergelincir ke Rp1,324 juta per gram
Selasa, 14 Mei 2024 8:58 Wib
Pertamina imbau warga bijak gunakan BBM saat darurat bencana
Senin, 13 Mei 2024 18:31 Wib