DPRD Padang: Dinkes Tingkatkan Edukasi HIV/AIDS

id Edukasi HIV/AIDS

Padang, (Antara) - DPRD Kota Padang, Sumatera Barat, meminta pemerintah setempat melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) agar meningkatkan edukasi terkait HIV/AIDS kepada masyarakat setempat guna mencegah penyebaran penyakit itu.

"Edukasi dibutuhkan tidak hanya kepada para penderita HIV/AIDS, melainkan juga masyarakat luas agar mereka mengetahui cara melakukan pencegahan," kata Ketua Komisi IV DPRD Padang, Zulhardi Z Latif di Padang, Selasa.

Ia mengatakan peningkatan kasus HIV/AIDS di Kota Padang merupakan sesuatu yang miris dan ia menduga maraknya seks bebas di tengah-tengah masyarakat menjadi salah satu pemicu penyebaran penyakit berbahaya tersebut.

"Kasus HIV/AIDS ini sangat miris, apalagi penyebab utamanya berasal dari hubungan sesama jenis (homoseksual) sehingga semua elemen masyarakat harus ikut terlibat dalam pencegahan, termasuk dalam melakukan penguatan secara agama, adat dalam kehidupan bermasyarakat," katanya.

Namun yang menjadi kendala pencegahan kasus itu ialah Undang-Undang tentang HIV/AIDS yang menjelaskan setiap orang yang mengetahui adanya penderita HIV tidak boleh menyebarluaskan kepada khalayak ramai karena dianggap sebagai tindakan diskriminatif.

Hal ini menjadi sebuah kendala karena sulit melakukan pencegahan tanpa memberitahukan orang yang mengidap HIV kepada orang lain sehingga pengidap virus ini menyebar dengan cepat.

"Jika perlu adanya pencegahan, sebaiknya UU tersebut direvisi terlebih dahulu karena jika tidak ada revisi dikhawatirkan kebijakan yang diambil akan sia-sia dan tidak mampu menahan laju penyebaran HIV/AIDS," jelasnya.

Selain itu untuk menekan laju kasus itu perlu tindakan tegas terkait dunia malam di Kota Padang agar tidak lagi menjurus ke arah maksiat dan ajang prostitusi.

Sementara Kepala Dinkes Kota Padang, Eka Lusty menyebutkan kasus HIV/AIDS di Padang memang meningkat dari yang sebelumnya merupakan nomor dua setelah Kota Bukittinggi sekarang menjadi yang paling tinggi.

"Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut, seperti jumlah penduduk dan mobilitas yang lebih tinggi, kemudian karena ini kota besar sehingga pergaulan sedikit bebas," jelasnya.

Ia mengatakan jumlah penderita yang terjangkit tersebut pada 2015 saja berjumlah 150 orang dan komulatifnya sebanyak 1.200 kasus.

"Mudah-mudahan dengan kerjasama berbagai lintas sektor, kasus HIV/AIDS yang semakin meningkat nantinya bisa ditanggulangi dan kendalikan bersama," ujarnya. (*)