Padang, (AntaraSumbar) - Bank Indonesia (BI) perwakilan Sumatera Barat (Sumbar) mencatat laju inflasi tahunan provinsi itu pada triwulan III 2015 mencapai 6,25 persen dan berada di bawah angka nasional yang berada pada angka 6,83 persen.
"Penurunan tekanan inflasi tersebut disebabkan pasokan bahan pangan bumbu-bumbuan khususnya cabai yang relatif terjaga serta turunnya permintaan masyarakat terhadap sejumlah barang dan jasa setelah Idul Fitri," kata Kepala Perwakilan BI Sumbar Puji Atmoko di Padang, Senin.
Menurut dia dibandingkan dengan provinsi lain di Sumatera, inflasi tahunan Sumbar tersebut relatif lebih rendah dan tercatat sebagai provinsi keempat terendah di pulau Sumatera setelah Aceh, Jambi, dan Riau.
Sementara itu, pergerakan indeks harga tahun kalender Sumbar periode Januari hingga September 2015 tercatat deflasi sebesar 0,78 persen.
Masih negatifnya pergerakan harga tahun kalender di Sumbar terutama disebabkan minimnya kebijakan pemerintah terkait harga kelompok komoditas "administered prices" (barang yang diatur pemerintah ) serta terjaganya harga kelompok "volatile food" (pangan bergejolak), kata dia.
Ia menyampaikan secara geografis, meredanya tekanan inflasi di Sumbar triwulan III terjadi pada Kota Padang dengan angka 6,42 persen dan Kota Bukittinggi 5 persen
Secara nasional, laju inflasi tahunan Kota Padang berada pada urutan ke -42 dan Kota Bukittinggi urutan ke -71 dari total 82 kota yang menjadi sampel inflasi.
Apabila dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya, urutan peringkat inflasi Sumbar menunjukan kecenderungan yang semakin menurun sehingga dapat dikatakan terjadinya perbaikan inflasi, ujarnya.
Ia mengatakan setelah melakukan sejumlah upaya untuk menekan angka inflasi diperkirakan pada 2015 merupakan sejarah baru di Sumbar dengan angka inflasi terendah.
Namun ia berharap angka inflasi juga tidak terlalu rendah karena akan berdampak kepada turunnya harga sehingga produsen menjadi rugi.
Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar mencatat Kota Padang kembali mengalami deflasi sebesar 0,44 persen pada Oktober 2015 setelah bulan sebelumnya juga mengalami hal yang sama 0,49 persen.
"Deflasi terjadi karena penurunan indeks pada tiga kelompok pengeluaran yaitu bahan makanan 2,12 persen, sandang sebesar 0,19, dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,07 persen," kata Kepala BPS Sumbar Yomin Tofri. (*)
Berita Terkait
Kementan alokasikan Rp33,34 miliar pulihkan pertanian di Sumbar
Minggu, 19 Mei 2024 5:12 Wib
"Sinergi kolaborasi untuk negeri", IDI Pasbar dekatkan pelayanan kesehatan ke masyarakat Kinali
Sabtu, 18 Mei 2024 19:36 Wib
PT BTN serahkan bantuan Rp200 juta untuk korban bencana di Sumbar
Sabtu, 18 Mei 2024 19:34 Wib
Mentan tinjau lokasi bencana di Agam anggarkan bantuan Rp 10 miliar
Sabtu, 18 Mei 2024 17:11 Wib
Selasar duka dan doa dari Marapi
Sabtu, 18 Mei 2024 12:06 Wib
BKSDA Sumbar lepasliar kucing hutan ke habitat usai ditemukan warga Agam
Sabtu, 18 Mei 2024 11:59 Wib
Mensos pastikan posko baru aman dari jalur lahar dingin Marapi
Sabtu, 18 Mei 2024 4:52 Wib
Pemkab Pasaman kembali raih Opini WTP ke-11 kali Berturut-turut
Jumat, 17 Mei 2024 22:35 Wib