KPK-BPK Perkuat Kerja Sama Pemberantasan Korupsi

id KPK-BPK Perkuat Kerja Sama Pemberantasan Korupsi

Jakarta, (Antara) - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memperkuat kerja sama pemberantasan korupsi dalam hal audit keuangan dan anggaran lembaga-lembaga negara. "Kunjungan pimpinan KPK untuk kerja sama BPK dan KPK dalam rangka menuju Indonesia bersih dan mencapai kesejahteraan yang lebih cepat," kata Ketua BPK Harry Azhar Azis di kantor pusat BPK Jakarta, Rabu. Seluruh pimpinan KPK mendatangi kantor pusat BPK sekitar pukul 13.00 WIB dan langsung melakukan rapat tertutup dengan Ketua BPK dan sejumlah jajaran. Harry mengatakan, BPK memberi dukungan kepada lembaga antisuap tersebut dalam hal mengenai laporan keuangan dan anggaran lembaga-lembaga negara," kata Harry dalam konferensi pers seusai melakukan rapat dengan lima pimpinan KPK. "Dukungan audit keuangan, pengawasan penggunaan anggaran, dan perhitungan kerugian negara dalam upaya pemberantasan korupsi," kata Harry. Ia mengatakan tujuan kunjungan kelima pimpinan KPK ke BPK untuk meneruskan kerja sama yang pernah dijalin pada 2006 silam. "Kami sepakat kerja sama untuk pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi. Di 2006 Bapak Ruki bersama pimpinan BPK saat itu Anwar Nasution sudah melakukan kerja sama, sekarang perbaharui kerja sama lagi," kata dia. Ia menjelaskan kerja sama juga dilakukan dalam hal pencegahan pemberantasan korupsi. "Kami sepakat untuk tema pencegahan korupsi kita perkuat dengan tidak mengurangi penindakan yang seharusnya dilakukan sesuai fakta dan temuan BPK maupun temuan yang ditemukan sendiri oleh KPK," kata Harry. Sedangkan Ketua KPK sementara Taufiqurrahman Ruki mengatakan kerja sama juga dilakukan dengan memberi pelatihan audit keuangan kepada penyidik KPK. "Kerja sama kedua adalah pelatihan auditor dengan penyidik. Persepsi harus sama dalam menghitung kerugian negara. Jika tim monitoring menemukan ada penyimpangan, maka KPK akan beri informasi agar BPK meneruskan dengan pembenahan sistem supaya pemasukan negara bisa meningkat," kata Ruki. (*/jno)