Angka Harapan Hidup Global Naik Enam Tahun Dibanding 1990

id Angka Harapan Hidup Global Naik Enam Tahun Dibanding 1990

London, (Antara/Reuters) - Angka harapan hidup global naik enam tahun dibanding 1990 berkat keberhasilan negara maju menekan kematian akibat kanker dan penyakit jantung serta membaiknya penanganan diare, tuberkolosis, dan malaria di negara berkembang. Namun demikian, penelitian dari Global Burden of Disease (GBD) itu juga menunjukkan terdapat satu kawasan yang mengalami penurunan angka harapan hidup, yaitu daerah selatan sub-Sahara Afrika. Di tempat itu, rata-rata umur penduduk berkurang lima tahun akibat penyakit HIV/AIDS. "Kemajuan upaya pemberantasan penyakit-penyakit tertentu dalam periode ini bisa dikatakan bagus--bahkan luar biasa. Namun upaya ini harus tetap ditingkatkan," kata Christopher Murray, profesor studi kesehatan global di Universitas Washington yang juga merupakan kepala GBD. Penelitian GBD yang lengkap dapat dibaca di jurnal kesehatan The Lancet. Murray mengatakan bahwa peningkatan upaya kolektif yang meluas dibarengi dengan pendanaan besar untuk memberantas penyakit mematikan seperti diare, campak, tuberkolosis, HIV, dan malaria telah berkontribusi riil terhadap pengurangan angka kematian dan memperpanjang angka harapan hidup. Tapi di sisi lain, beberapa penyakit kronis lain telah diabaikan dan menjadi ancaman baru bagi kehidupan, terutama kecanduan obat, liver, diabetes, dan ginjal. Studi GBD yang dikumpulkan sepanjang 2013 itu memberi gambaran paling komprehensif dan terbaru mengenai jumlah kematian per tahun akibat 240 penyebab berbeda di 188 negara pada periode 23 tahun terakhir. Penelitian dari Murray juga menemukan bahwa sejumlah negara miskin berhasil mencapai peningkatan angka harapan hidup yang signifikan dalam periode yang sama. Sebagai contoh, penduduk Nepal, Rwanda, Ethiopia, Niger, Maladewa, Timor Leste, dan Iran kini hidup 12 tahun lebih panjang dibanding 1990. Sementara itu, malaria, diare, dan infeksi pernafasan masih menempati lima besar penyebab utama kematian bagi balita. Tiga penyakit merupakan pembunuh bagi hampir dua juta anak usia satu sampai 59 bulan setiap tahunnya. Kesuksesan yang timpang juga terlihat dalam pemberantasan kematian HIV/AIDS. Meski secara global terus turun sejak 2005, virus itu masih merupakan penyebab utama kematian prematur bagi 20 dari 48 negara di sub-Sahara Afrika. (*/sun)