Sejumlah Kendala Sebabkan Belum Termanfaatkan Secara Optimal Potensi Perikanan Agam

id NELAYAN

Sejumlah Kendala Sebabkan Belum Termanfaatkan Secara Optimal Potensi Perikanan Agam

(ANTARA SUMBAR/ Altas Maulana)

Lubukbasung, (Antara Sumbar) - Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Agam, Sumatera Barat menyatakan sekitar 6.000 ton dari 10.000 ton setiap tahun potensi perikanan tangkap di daerah itu yang baru dimanfaatkan nelayan setempat.

"Hanya sebesar 6.000 ton potensi perikanan tangkap yang dimanfaatkan itu dipasarkan di pasar tradisional di Sumbar, Riau dan lainnya," kata Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Ermanto di Lubukbasung, Sabtu.

Tidak termanfaatkan 4.000 ton potensi perikanan ini disebabkan alat tangkap di daerah itu masih tradisional, sehingga wilayah tangkapan hanya di sekitar bibir pantai dengan jarak tiga mil.

Selain itu, pelabuhan untuk berlindung kapal dari angin kencang tidak ada. "Dengan kondisi itu, kapal milik nelayan banyak yang rusak akibat gelombang," kata dia.

"Setiap tahun sebanyak dua unit kapal nelayan jenis tonda dan bagan rusak dibawa gelombang sehingga nelayan rugi sekitar miliaran rupiah," katanya.

Untuk mengatasi itu, Pemkab Agam mengusulkan pembangunan pelabuhan ke Pemprov Sumbar, karena wewenang pembangunan pelabuhan itu berada di provinsi.

Pemkab Agam setiap tahun mengajukan pembangunan pelabuhan dan paling mendesak membangun kolam labuh.

"Apabila ini sudah ada, maka para nelayan akan menanti alat tangkap yang modern dengan kapasitas 40 gross tonnage (GT) ke atas," katanya.

Saat ini jumlah alat tangkap dengan ukuran lima GT kebawah sebanyak 600 unit, lima GT sampai 30 GT sebanyak 32 unit dan 30 GT keatas sebanyak lima unit.

Salah seorang nelayan Tiku, Anas (48), berharap pemerintah segera membangun pelabuhan di Tiku, agar bisa dijadikan sebagai lokasi berlindung kapal nelayan.

"Selama ini kami berlindung ke Padang apabila angin kencang melanda daerah itu," katanya. (*)