Jeruji Tur 21 Kota di Eropa

id Jeruji, Hardcore, Bandung

London, (Antara Sumbar) - Grup musik hardcore asal Bandung, Jeruji, yang melakukan tur ke 21 kota di enam negara di Eropa, sejak 8 April lalu, dijadwalkan hingga 30 April 2017, berhasil menembus komunitas underground di negara yang telah dikunjungi.

Sekretaris Kedua Fungsi Pensosbud KBRI Wina, Wina Retnosari melaporkan, grup musik Jeruji yang beranggotakan Ginan Koesmayadi, Andreas Vinsensius, Hendy Hanafi, Sani Harjasyah dan Moh Irsyad Ridlwan, melakukan tur ke 21 kota di enam negara Eropa, yakni Prancis, Belgia, Polandia, Republik Ceko, Austria dan Hungaria.

Pada saat manggung di kota Wina, Austria, grup musik ekstrem Jeruji mendapat sambutan hangat dari komunitas penikmat musik hardcore di kota yang selama ini dikenal sebagai pusat musik klasik dunia itu, kata Wina Retnosari kepada Antara London, Jumat waktu Indonesia.

Arena Beisl yang menjadi lokasi konser dipadati pengunjung dari berbagai usia yang nampak begitu terpukau oleh penampilan salah satu band underground dengan basis fans terbesar di Indonesia tersebut.

Penampilan Jeruji malam itu menjadi puncak acara dengan membawakan delapan buah lagu dari album mereka Stay True yang dirilis tahun lalu.

Acara konser yang dimulai pukul 9 malam tersebut berakhir menjelang tengah malam dan ditutup dengan sesi meet and greet serta foto bersama dengan para penggemar.

Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Wina, Febrian A. Ruddyard, memberikan dukungan dengan hadir ke venue dan menemui para personel Jeruji dan menyampaikan apresiasi atas upaya Jeruji untuk mengangkat musik hardcore Indonesia dalam kancah musik internasional.

Febrian menilai sambutan masyarakat di Eropa, khususnya di kota Wina, menunjukkan musik hardcore Indonesia cukup berkualitas hingga dapat diapresiasi dengan baik di tingkat internasional, khususnya kalangan masyarakat Austria yang terkenal memiliki cita rasa yang sangat tinggi di bidang musik.

Menurut Febrian, layaknya musik jaz, musik hardcore cenderung bersifat universal hingga memudahkan untuk diterima olah publik asing, tanpa adanya kendala bahasa.

Bagi Jeruji, tur perdana mereka ke Eropa ini merupakan momen penting untuk mengenal komunitas underground yang ada di luar negeri.

Manajer Jeruji, Vincent Rumahonline, mengatakan pihaknya memperoleh begitu banyak pelajaran berharga, khususnya pengalaman berbagi panggung dengan sesama musisi underground dari negara lain.

Diakuinya respon pengunjung pada konser mereka di Eropa sangat positif. Personel Jeruji sempat terkejut ketika sejumlah penonton ternyata telah mengenal karya-karya Jeruji melalui kanal youtube dan media sosial lainnya.

Vincent menyebutkan bahwa selama tur telah terjadi peningkatan signifikan terhadap jumlah likes, follower dan subscriber pada akun media sosial grup musik tersebut yang berisi penggemar baru Jeruji dari berbagai negara di kawasan Eropa.

Diharapkan dukungan pemerintah kepada musisi underground Indonesia terus berlanjut, hingga band-band underground asal Tanah Air lainnya dapat juga tampil di luar negeri.

Kehadiran musik kontemporer Indonesia, termasuk musik underground, memiliki potensi besar untuk menjadi suguhan alternatif dalam upaya mempromosikan Indonesia di panggung-panggung internasional sekaligus mendorong penguatan industri kreatif nasional. (*)