Padang, (Antara Sumbar) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Ketaping, Sumatera Barat, menyatakan kondisi atmosfer di provinsi itu cukup labil atau berubah-ubah karena pembentukan awan hujan masih sangat berpotensi pada 24-26 Februari 2017.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Ketaping Padangpariaman, Budi Samiadji saat dikonfirmasi dari Padang, Jumat, menjelaskan kondisi atmosfer yang berubah-ubah tersebut disebabkan oleh adanya daerah siklonik atau tekanan rendah di Barat Mentawai.
Dia menjelaskan, terdapat daerah sebaran angin atau divergensi di wilayah barat Mentawai dan daerah belokan angin di timur Sumbar.
"Oleh sebab itu pembentukan awan-awan hujan masih sangat berpotensi terjadi khususnya di wilayah Riau yang berpotensi meluas ke Sumbar bagian timur dan tengah serta pertumbuhan awan hujan secara lokal masih berpotensi," katanya.
Potensi hujan ringan hingga sedang didominasi mulai dari sore hingga dini hari yang disebabkan oleh pertumbuhan awan hujan lokal di wilayah Maninjau, Singkarak, Danau Kembar di Padang Panjang, Padang Pariaman bagian utara khususnya Kayu Tanam, Sicincin.
Selanjutnya Tanah Datar meluas ke Sawahlunto bagian utara, Kota Solok, Kabupaten Solok khususnya Alahan Panjang, Surian, Solok Selatan bagian utara, Malalak, Lubuk Basung, Padang Panjang, Lembah Anai, dan Lubuk Basung.
Kemudian potensi pertumbuhan awan hujan di perairan Padang dan Mentawai berpotensi menimbulkan hujan ringan hingga sedang di wilayah Padang meluas ke Sitinjau Laut dan Arosuka, Tiku, Pariaman, Pesisir Selatan, Mentawai khususnya Siberut dan Sipora, ujarnya.
Tidak hanya potensi hujan, imbuhnya namun juga potensi angin kencang.
Potensi angin kencang tidak setiap saat dan cenderung sebelum hujan dengan kecepatan maksimal mencapai 30 hingga 50 kilometer per jam di wilayah di Padang, Padang Pariaman, Padang, Mentawai, Pesisir Selatan, Pariaman dan sebagian Kabupaten Solok.
Selain itu pertumbuhan awan hujan di wilayah Riau bagian barat berpotensi meluas ke Sumbar bagian timur seperti Limapuluh Kota bagian timur, Pasaman bagian timur, Sijunjung bagian timur dengan potensi hujan intensitas ringan hingga sedang kadang diselingi hujan lebat.
Dampak yang berpotensi terjadi akibat perubahan cuaca mendadak tersebut, katanya bisa berdampak longsor di Sitinjau, Malalak, Lembah Anai, Alahan Panjang, Solok Selatan, perbatasan Bengkulu dan Pesisir Selatan, Solok Selatan, perbatasan Riau dan Sumbar.
Potensi genangan air di Padang, Pariaman, Padang Pariaman, Pesisir Selatan, Solok, Kabupaten Solok, Solok Selatan, Pasaman Barat dan Siberut.
Untuk itu, Budi mengimbau masyarakat agar mewaspadai waspadai perubahan cuaca mendadak.
Pihaknya akan memperbaharui informasi jika ada perubahan dinamika atmosfer. (*)
Berita Terkait
Getaran gempa M4,6 Pesisir Selatan terasa hingga Padang
Senin, 22 April 2024 14:06 Wib
BMKG: Radio berperan penting mengurangi risiko bencana
Kamis, 18 April 2024 19:04 Wib
BMKG manfaatkan seluruh teknologi mitigasi tsunami erupsi Gunung Ruang
Kamis, 18 April 2024 9:20 Wib
BMKG ingatkan risiko hujan lebat di sebagian besar wilayah Indonesia
Rabu, 17 April 2024 5:29 Wib
BMKG prediksi hujan pada puncak arus balik di Sumbar
Minggu, 14 April 2024 20:45 Wib
BMKG sarankan masyarakat tunda perjalanan bila cuaca ekstrem
Minggu, 14 April 2024 16:26 Wib
BMKG: Sumbar berpotensi diguyur hujan lebat saat arus balik
Minggu, 14 April 2024 15:19 Wib
BMKG: Hujan lebat bisa kembali picu banjir lahar dingin di Sumbar
Minggu, 14 April 2024 15:18 Wib