Padang, (Antara Sumbar) - Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumatera Barat (Sumbar) Erinaldi memastikan hewan ternak daerah itu bebas dari bakteri Bacillus Anthracis penyebab penyakit antraks yang juga berbahaya bagi kesehatan manusia.
"Sudah puluhan tahun tidak ada terdeteksi bakteri ini pada hewan ternak di Sumbar. Sampai sekarang masih aman," katanya di Padang, Selasa.
Ia memaparkan pengelolaan dan pengawasan terhadap kesehatan hewan sekarang dilakukan di tingkat kabupaten dan kota mengikuti perubahan sejumlah kewenangan sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Sedangkan pemerintah provinsi tetap melakukan pengawasan terhadap petugas kesehatan hewan yang berada di kabupaten dan kota yang secara berkala melakukan pemantauan terhadap kesehatan ternak di daerahnya.
"Kita juga dorong petugas agar selalu memantau pasar ternak dan titik-titik pantau masuknya hewan ternak dari provinsi tetangga," ujarnya.
Ia mengungkapkan sebagian besar bakteri dan virus penyakit hewan ternak di Sumbar berasal dari luar provinsi, karena itu titik pantau pada seluruh jalur masuk sangat vital artinya.
Cuaca yang berubah-ubah beberapa waktu belakangan dinilai memang rentan terhadap perkembangan bakteri atau virus.
Meski demikian, Erinaldi mengaku hingga saat ini tidak ada laporan bakteri antraks.
Antraks adalah penyakit menular akut dan sangat mematikan yang disebabkan bakteri Bacillus Anthracis dalam bentuknya yang paling ganas.
Kata antraks bermakna "batubara" dalam bahasa Yunani yang merujuk pada kulit korban yang akan berubah hitam jika terkena bakteri tersebut.
Antraks paling sering menyerang herbivora liar dan yang telah dijinakkan.
Penyakit itu bersifat zoonosis yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia, namun tidak dapat ditularkan antara sesama manusia.
Pada pertengahan Januari 2017, belasan warga Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, ditemukan menderita penyakit antraks yang ditularkan dari daging sapi yang dikonsumsi.
Dinas Kesehatan Kulon Progo segera melakukan tindakan penanggulangan dengan penyemprotan dan vaksinasi bagi hewan ternak di daerah tersebut dan juga pemantauan terhadap distribusi ternak. (*)
Berita Terkait
Pemkab Agam prediksi pemotongan sapi 486 ekor jelang Idul Fitri
Senin, 8 April 2024 13:05 Wib
Kejati Sumbar ajukan banding terhadap putusan kasus sapi bunting
Rabu, 6 Maret 2024 15:01 Wib
2.742 ekor anak sapi di Agam lahir hasil IB 2023
Senin, 19 Februari 2024 16:21 Wib
Kemendag jangan terburu buru terbitkan ijin impor sapi bakalan, utamakan peternak lokal
Rabu, 14 Februari 2024 21:05 Wib
Delapan induk sapi di Agam lahirkan anak kembar selama 2023
Minggu, 17 Desember 2023 15:03 Wib
Potensi pengembangan peternakan sapi perah di Enrekang
Jumat, 15 Desember 2023 16:27 Wib
Pembibitan sapi unggul Solok Selatan mulai dioperasikan
Sabtu, 9 Desember 2023 13:29 Wib
Pessel tingkatkan kualitas dan populasi sapi melalui pola inseminasi buatan
Rabu, 8 November 2023 20:07 Wib