Kerugian Petani Keramba Danau Maninjau Rp13,1 Miliar

id Kerugian Petani Keramba Danau Maninjau Rp13,1 Miliar

Kerugian Petani Keramba Danau Maninjau Rp13,1 Miliar

Ikan peliharaan petani keramba di Danau Maninjau mati. (Antara)

Lubukbasung, (Antara) - Kerugian petani keramba jaring apung di Danau Maninjau, Kabupaten Agam akibat ikan peliharanya mati mendadak oleh cuaca sejak Januari hingga Agustus 2014 sebesar Rp13.142.360.000, kata pejabat setempat. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Agam Ermanto, di Lubukbasung, mengatakan kerugian itu berasal dari kematian sekitar 597,38 ton ikan jenis nila dan mas milik petani. "Kerugian ini berdasarkan harga ikan di pasaran sekitar Rp22.000 per kilogramnya," katanya. Ia menjelaskan, kematian sekitar 597,38 ton ini terjadi pada 23 Januari 2014 sebanyak 11,53 ton dengan kerugian sekitar Rp253.660.000, pada 29 Januari 2014 sebanyak 10 ton dengan kerugian sekitar Rp220 juta. Sementara pada 19 Maret 2014 sebanyak 178,85 ton dengan kerugian sekitar Rp3.934.700.000, pada 4 Agustus 2014 sekitar 50 ton dengan kerugian sekitar Rp1,1 miliar dan pada 10 Agustus 2014 sekitar 350 ton dengan kerugian sekitar Rp7,7 miliar. Ia menyebutkan, kematian ikan sekitar 597,38 ton ini diduga akibat faktor cuaca, sehingga terjadi perubahan suhu di perairan dan oksigen menjadi hampar. "Kondisi ini akan menyebabkan ikan jenis nila dan mas mati mendadak, karena ikan ini tidak tahan terhadap oksigen sedikit," jelasnya. Agar ikan tidak mati secara rutin, Pemkab Agam telah memberikan surat edaran tentang tata letak keramba jaring apung milik petani dengan jarak sekitar 300 meter dari bibir danau dan kedalaman sekitar 15 meter. Lalu, jarak antara keramba jaring apung dengan keramba jaring apung sekitar lima meter. Ini bertujuan agar pergerakan ikan menjadi bebas, sehingga kematian ikan tidak terjadi. "Kita juga memberikan surat edaran setiap tahun kepada petani untuk menghentikan penebaran benih pada September sampai Januari, karena pada saat itu curah hujan sangat tinggi yang berisiko terhadap terjadinya pembalikan air kepermungkaan," katanya. Ia mengatakan, kematian ikan keramba jaring apung di Danau Maninjau hampir setiap tahun terjadi. Pada 2008 sebanyak 15.000 ton keramba jaring apung di Danau Maninjau mati, kemudian 2009 sebanyak 15.000 ton, 2010 sebanyak 500 ton. Pada 2011 sebanyak 500 ton, kemudian tahun 2012 sebanyak 300 ton dan 2013 turun menjadi delapan ton. Danau Maninjau yang merupakan danau vulkanik berada di ketinggian 461,50 meter di atas permukaan laut. Luas Danau Maninjau sekitar 99,5 km dan memiliki kedalaman maksimum 495 meter. Cekungannya terbentuk karena letusan gunung yang bernama Sitinjau (menurut legenda setempat), hal ini dapat terlihat dari bentuk bukit sekeliling danau yang menyerupai seperti dinding. Menurut legenda di Ranah Minang, keberadaan Danau Maninjau berkaitan erat dengan kisah Bujang Sembilan. Danau ini terletak sekitar 140 kilometer sebelah utara Kota Padang, ibukota Sumatera Barat, 36 kilometer dari Bukittinggi, 27 kilometer dari Lubukbasung, ibukota Kabupaten Agam. (*/ari)