Pengamat: Optimistis Caleg Perempuan Bersuara di Parlemen

id Pengamat: Optimistis Caleg Perempuan Bersuara di Parlemen

Serang, (Antara) - Pengamat politik dari Universitas Tirtayasa Ipah Ema Jumiati S.Ip MSi menilai optimistis para calon anggota legislatif perempuan yang akan duduk di parlemen mampu menyuarakan aspirasi masyarakat. "Saya optimistis anggota legislatif perempuan mampu bersuara vokal, karena dalam kenyataan ada beberapa daerah yang berhasil seperti di DPRD Kota Serang, perempuannya lebih menonjol, bahkan ketua dan wakil ketuanya adalah perempuan," kata Ipah ketika diminta komentarnya tentang keterwakilan perempuan 30 persen, di Serang, Banten, Jumat. Menurut Ipah, bila perempuan diberi kesempatan duduk di DPR atau DPRD dalam jumlah yang sama dengan kaum laki-laki, diyakininya akan banyak perubahan positif yang terjadi, termasuk dalam "melahirkan" peraturan-peraturan yang berpihak kepada perempuan dan masyarakat miskin. "Namun sayangnya, partai politik belum menyiapkannya secara serius, karena masih menganut budaya patriarki, sehingga dibuatnya peraturan keterwakilan perempuan harus 30 persen, maka ada partai yang asal menerima pencalonan legislatif perempuan, padahal belum teruji kemampuannya berpolitik," kata Dosen Fakultas Politik dan Ilmu Sosial (Fisip) Universitas Tirtayasa (Untirta). Meskipun demikian, katanya, kemauan perempuan terjun didunia politik sudah menjadi modal untuk menerapkan kesamaan gender, dan masalah kemampuan dapat "diasah" secara bertahap oleh partai politik yang mengusungnya selama lima tahun ia duduk di parlemen. Ia tidak menapik bahwa selama ini legislatif perempuan banyak yang diam atau kurang bersuara, dan hanya beberapa orang yang vokal dalam memutuskan kebijakan, namun dengan bertambahnya jumlah mereka di parlemen diharapkan dapat terbawa "arus" cara dilakukan oleh para perempuan yang vokal tersebut. "Kalau saya sih inginnya jumlah perempuan sama dengan jumlah laki-laki di DPR. Jadi suaranya benar-benar terwakilkan, tapi secara bertahap ini sudah bagus, tinggal lagi partai politik menyiapkan kader-kadernya yang berkualitas," kata Ipah. Menyinggung kendala yang dihadapi caleg perempuan berkiprah di politik, Ipah mengatakan, pada umumnya hanya persoalan keberanian dalam menyampaikan aspirasi masyarakat, disebabkan antara lain kurang menguasainya persoalan yang akan disampaikan, atau kurang wawasan. Oleh sebab itulah, ia menyarankan partai politik harus selektif memilih caleg, dan dari awal sudah menyiapkan kader-kadernya yang dianggap berkemampuan dan berkualitas, sehingga kehadirannya di parlemen bermanfaat. (*/sun)