Lubukbasung (ANTARA) - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menyalurkan bantuan sarana air bersih berupa pipa peralon dan tandon bagi 16 nagari atau desa terdampak bencana hidrometeorologi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat dalam mengatasi kesulitan air bersih bagi warganya.
Direktur Pendayagunaan Sumber Daya dan Pengamanan Hutan, Dirjen Gakkum Kehutanan Kementerian Kehutanan, Suharyono di Lubuk Basung, Jumat, mengatakan khusus di Sumbar memberikan bantuan pipanisasi untuk 16 nagari di Agam tersebar di Kecamatan Tanjung Raya, Palembayan, Matur, Ampek Koto dan Malalak yang terdampak bencana tanah longsor dan banjir bandang melanda daerah itu.
"Masing-masing nagari mendapatkan pipa dan tendon atau bak penampung," katanya.
Ia mengatakan nagari yang mendapatkan bantuan pipanisasi tersebut sangat membutuhkan air bersih untuk kebutuhan mereka, mengingat jaringan air bersih rusak dampak bencana itu.
Pendistribusian pipa dan bak penampung sudah mulai dilakukan untuk beberapa nagari.
"Insya Allah beberapa hari kedepan, air sudah bisa mengalir ke daerah tersebut, sehingga masyarakat sudah memanfaatkannya," katanya.
Ia menambahkan Kementerian Kehutanan membantu menyiapkan dan mengadakan ketersediaan air bersih kepada daerah terdampak.
Daerah terdampak itu sangat membutuhkan air bersih karena saudara-saudara di lokasi bencana sudah mulai mendapat penyakit kulit, gatal-gatal dan infeksi.
Untuk itu dibantu sumur bor atau pipanisasi untuk dipasang dari sumber air sampai ke pemukiman warga.
"Bantuan juga kita salurkan ke Aceh dan Sumatera Utara. Kita juga membantu bahan kebutuhan pokok dan pelayanan kesehatan bagi warga terdampak," katanya.
Sementara Pengurus Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Masyarakat (Pamsimas) Jorong Gumarang Satu Rahmat Hidayat mengatakan pipa segera dipasang melibatkan warga setempat dengan target empat hari kedepan bisa selesai.
"Kami bakal melakukan gotong royong untuk memasang pipa ini dan berharap dukungan dari TNI dan Polri," katanya.
Jaringan air bersih di Gumarang Satu putus total dibawa arus banjir bandang melanda daerah itu, Kamis (27/11) sore.
Akibatnya masyarakat kesulitan mendapatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari, sehingga masyarakat hanya memanfaatkan sumber air yang diantarkan oleh relawan dan air sungai.
"Saat ini kondisi masih hujan dan warga masih bisa memanfaatkan air sungai. Apabila cuaca panas, maka sumber air akan kering," katanya.
Ia mengakui ada sekitar 500 kepala keluarga yang memanfaatkan air Pamsimas di Gumarang Satu dan termasuk untuk fasilitas umum berupa masjid, mushala dan sekolah.
Dengan bantuan dari Kementerian Kehutanan tersebut, pihaknya mengucapkan terimakasih atas bantuan tersebut, sehingga kebutuhan air bersih tidak kesulitan lagi.
Sebelumnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam mencatat sebanyak lima dari 16 kecamatan di daerah itu kekurangan air bersih akibat jaringan Pamsimas maupun hulu sungai terdampak bencana hidrometeorologi.
Ke lima kecamatan itu yakni Kecamatan Tanjung Raya, Malalak, Ampek Koto, Palembayan dan Matur.
