Padang tekankan perbaikan irigasi untuk atasi ancaman krisis pangan

id irigasi rusak,irigasi rusak akibat bencana,penyebab irigasi rusak,irigasi sawah,ancaman krisis pangan

Padang tekankan perbaikan irigasi untuk atasi ancaman krisis pangan

Salah satu aliran sungai yang terdampak bencana banjir bandang yang melanda Kota Padang, Sumatera Barat. ANTARA/HO-Humas Pemkot Padang

Kota Padang (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Padang, Sumatera Barat, menekankan pentingnya percepatan perbaikan dua irigasi yang rusak akibat bencana hidrometeorologi yang melanda daerah itu guna mengatasi ancaman krisis pangan.

"Tanpa perbaikan irigasi, rantai produksi pangan terancam. Kota Padang akan mengalami ancaman pangan yang sangat tinggi," kata Wakil Wali Kota Padang Maigus Masir di Padang, Jumat.

Maigus Nasir mengatakan saat ini dua irigasi utama di daerah itu yakni irigasi Gunung Nago dan irigasi Koto Tuo di Koto Tangah mengalami kerusakan. Keduanya mengaliri lebih dari 5.000 hektare (ha) lahan pertanian.

"Yang terancam tidak lagi bisa ditanam atau digarap sebanyak 3.146 Ha karena kerusakan dua irigasi itu," ujar dia.

Oleh karena itu, jika tidak diperbaiki maka terdapat sekitar 206 kelompok tani yang terancam tidak bisa bertani. Sedangkan, pada umumnya masyarakat di daerah itu menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian sebagai mata pencarian utama.

Selain itu, ia menyebutkan terdapat 176,25 ha lahan pertanian yang tertimbun akibat bencana yang berlokasi di empat kecamatan yakni Koto Tangah, Nanggalo, Kuranji dan Pauh.

Berdasarkan pendataan dinas terkait kedua irigasi itu masuk dalam kewenangan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Pemerintah daerah berharap dukungan penuh untuk percepatan perbaikan irigasi demi menjaga stabilitas pangan termasuk menjelang Natal dan Tahun Baru 2025.

"Saya minta Dinas Pertanian dan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mengawal ketat bagaimana perbaikan irigasi dapat segera dilakukan," ujar dia.

Hal itu sekaligus dengan harapan dapat mengendalikan laju inflasi di Kota Padang. Apalagi, daerah itu mengalami inflasi 3,65 persen per November 2025 yang salah satunya dipengaruhi oleh kejadian bencana alam.

Pewarta :
Editor: Antara Sumbar
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.