Kota Padang (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Padang, Sumatera Barat (Sumbar) menyebut sebanyak 2.912,16 hektare (Ha) sawah terancam kekeringan akibat rusaknya bendungan besar pascabencana di daerah itu.
"Ada dua irigasi bendungan besar yang rusak akibat banjir bandang yakni di Koto Tuo dan Gunung Nago. Terdapat intake yang jebol sehingga tidak dapat mengairi sawah," kata Kepala Dinas Pertanian Kota Padang Yoice Yuliani di Padang, Selasa.
Yoice Yuliani mengatakan ribuan hektare sawah yang terancam kekeringan itu di antaranya terdapat di Kecamatan Koto Tangah, Kecamatan Kuranji, sebagian di Kecamatan Lubuk Kilangan, Kecamatan Nanggalo, Kecamatan Padang Timur serta sebagian Kecamatan Pauh.
Sementara berdasarkan data yang ada, ujar dia, luas sawah eksisting atau yang sudah ada dan digunakan secara berkelanjutan untuk menanam padi di Kota Padang ialah 4.358 Ha. Hal itu berarti lebih dari 50 persen sawah akan berdampak kekeringan.
Terkait bendungan yang rusak, ia menjelaskan kondisi Bendungan Koto Tuo yang terletak di Koto Tangah menunjukkan adanya kerusakan berat pada intake dengan jalur ke kanan maupun ke kiri.
Hal itu menyebabkan sekitar 900 Ha dari total 1.200 Ha sawah di Kecamatan Koto Tangah menjadi terdampak. Pemerintah daerah memperkirakan dalam kurun beberapa hari ke depan seluruh sawah di kecamatan tersebut kekeringan akibat tidak bisa dialiri air.
Sementara itu, kondisi bendungan irigasi di Gunung Nago juga mengalami hal serupa dimana intake ke jalur kanan yang mengairi sawah di Kecamatan Nanggalo yakni sebagian Kelurahan Gunung Sarik, Kelurahan Sungai Sapih, Kelurahan Kalumbuk dan Kelurahan Korong Gadang juga ikut jebol.
Begitu pula dengan intake Gunung Nago ke jalur kiri yang mengairi sawah Kelurahan Piai Tangah, Kelurahan Pisang, sebagian Kelurahan Binuang Kampung Dalam, sebagian Cupak Tangah turut terdampak. Termasuk pula sawah di sebagian Kecamatan Padang Timur, sebagian Kecamatan Kuranji dan tiga Kelurahan di Kecamatan Lubuk Begalung.
"Sawah yang akan terdampak kekeringan lebih luas lagi melalui irigasi Gunung Nago ini, sekitar 2.000 Ha," sebutnya.
Lebih lanjut, Dinas Pertanian Kota Padang telah berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWS) V untuk mengatasi kondisi tersebut. Secara umum, kelompok tani di Kecamatan Koto Tangah meminta supaya air bisa mengalir kembali dengan dibantu pompa besar sebab banyak tanaman padi yang baru tumbuh.
Menurut dia, BWS V menyarankan agar Dinas Pertanian tidak menggunakan pompa besar untuk menarik dan mengalirkan air ke sawah karena akan memakan biaya operasional yang besar.
"Saran BWS V dibuat batu beronjong sehingga air dapat masuk. Sementara untuk bendungan di Koto Tuo dan Gunung Nago merupakan kewenangan pihak provinsi sehingga nantinya pihak terkait akan berkoordinasi," jelasnya.
Di sisi lain, ia menambahkan saat ini terdapat sekitar 357 Ha sawah yang mengalami puso atau gagal panen termasuk di Kelurahan Kuranji yang terbenam oleh lumpur. Diperkirakan puso akan merebak ke daerah lain akibat dampak kekeringan yang membuat tanaman padi tidak berkembang.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Padang sebut 2.912 Ha sawah terancam kekeringan akibat bencana
