Padang (ANTARA) - Tanjakan Sitinjau Lauik di kawasan Lubuk Kilangan Kota Padang yang merupakan akses utama masuk dari Solok ke Kota Padang atau sebaliknya kerap terjadi kemacetan arus lalu lintas.
Jalur pendakian yang cukup panjang nan curam serta sejumlah kelokan tajam menjadi salah satu alasan jalur itu penuh tantangan dan membutuhkan perhitungan untuk melintasinya baik untuk pengendara kendaraan roda empat, truk dan bus besar hingga pengendara sepeda motor sekalipun.
Khususnya pada saat kondisi hujan yang membuat jalur menjadi licin. Atau pada malam hari yang pekat karena tidak cukup banyak penerangan di sana.
Salah satu yang perlu dilakukan adalah mengikuti petunjuk rambu lalu lintas serta aba-aba dan petunjuk penggunaan jalur dari relawan di Pos Keamanan Jalan Raya (PKJR) yang ada di setiap tikungan di Sitinjau Lauik.
Berikut sejumlah insiden yang kerap menyebabkan kemacetan di jalur tanjakan Sitinjau Lauik
1. Kecelakaan Lalu Lintas
Kecelakaan lalu lintas menjadi salah satu insiden yang paling sering mengakibatkan kemacetan di kawasan Sitinjau Lauik. Kecelakaan baik tabrakan, kecelakaan tunggal atau akibat kendaraan yang mundur dan mengenai kendaraan di belakangnya.
Kecelakaan lalu lintas kerap terjadi pada saat kondisi jalan licin, dan sepeda motor cukup banyak yang mengalami slip saat melakukan pengereman saat menurun.
Kecelakaan lalu lintas di sana juga kerap mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas karena di beberapa lokasi jalannya tidak terlalu lebar.
Terlebih bila kondisinya melintang sehingga mengganggu arus lalu lintas.
2. Longsor
Bencana alam longsor kerap mengakibatkan putusnya arus lalu lintas. Kebanyakan longsor terjadi dari bagian tebing di sisi bukit yang menimbun jalan raya.
Kejadian longsor kerap terjadi pada saat curah hujan tinggi. Bahkan dalam beberapa kejadian, mengakibatkan jalur itu macet total dan membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan normalisasinya.
Hal itu dikarenakan jalur Sitinjau Lauik berada di kawasan tebing dengan karakter tanah berpasir dan lepasan.
3. Patah as
Tanjakan yang cukup tajam membuat kinerja mesin kendaraan bekerja ekstra. Terutama bagi kendaraan besar dengan muatan dengan tonase cukup banyak.
Selain mati mesin atau mogok, kendaraan jenis truk trailer dan truk ukuran besar kerap mengalami patah as di tengah jalan. Dengan kondisi itu kendaraan tidak bisa digeser ke pinggir jalan, sehingga perbaikannya tetap di lokasi bahkan di tengah jalan.
Akibatnya terjadi penyempitan arus lalu lintas bahkan harus dilakukan sistem tutup buka hingga kendaraan yang mogok bisa kembali dioperasikan.
4. Kendaraan tak kuat menanjak
Kasus kendaraan tidak kuat menanjak juga salah satu penyebab kemacetan di Sitinjau Lauik. Biasanya kondisi ini dialami oleh truk-truk ukuran besar dengan muatan yang juga berat.
Biasanya truk yang tidak kuat menanjak mengalami over heat atau memang tidak bisa melakukan pendakian sehingga awak truk harus melalukan manuver atau menggunakan teknik menanjak dengan memanfaatkan kekuatan mesin kendaraan.
Bahkan tidak menutup kemungkinan harus menurunkan sebagian muatan untuk mengurangi beban.
Atau dalam beberapa kasus, truk tak kuat menanjak, mundur kemudian tumpah dan terbalik di tengah jalan. Sehingga mengakibatkan arus lalu lintas tersendat karena ada penyempitan ruas jalan.
5. Rem blong
Insiden yang kerap terjadi juga adalah rem blong, atau tidak berfungsinya rem khususnya saat menurun. Akibat rem blong biasanya membuat kendaraan tidak bisa dikendalikan.
Penyebabnya, selain kemungkinan rem yang sudah tipis, juga terlalu panas karena rem bekerja keras saat menuruni turunan yang cukup panjang sehingga panasnya piringan rem berakibat kepada fungsi perangkat pengereman.
Kondisi ini harus diantisipasi sebelum melakukan penurunan, karena bisanya gejala gangguan sistem pengereman bisa terdeteksi. Dan bila sudah ada gangguan pengereman sebaiknya segera di cek dan diperbaiki sehingga tidak dipaksakan.
6. Pengendara tak disiplin
Kemacetan di Tanjakan Sitinjau Lauik juga kerap terjadi akibat pengendara yang tidak disiplin. Kebanyakan melakukan penyalipan pada saat antrean yang berakibat terjadinya penyempitan arus lalu lintas bahkan terjadi penguncian karena menghalangi jalur untuk lalu lintas dari arah yang berlawanan.
Kondisi ini kerap terjadi pada saat terjadi antrean, atau pada saat memasuki beberapa kelokan tajam seperti salah satunya di tikungan Panorama 1 yang legendaris.
Kendaraan yang melintas di sana harus bergantian, khususnya untuk kendaraan ukuran besar seharusnya mengikuti petunjuk dari petugas PKJR di sana.
Karena untuk kendaraan ukuran besar, panjang dan dengan bobot muatan signifikan, saat memasuki kelokan harus memakan jalan sebelah kanan karena tikungannya 'super tajam'.
6. Kabut
Kabut juga menjadi salah satu penyebab kemacetan di kawasan Sitinjau Lauik. Kabut yang datang pada pagi atau malam hari kerap memperpendek jarak pandang.
Akibatnya kendaraan bergerak lebih lambat karena jarak pandang pendek serta jalur di kawasan itu berkelok-kelok sehingga menuntut kehati-hatian.
Direkomendasikan pengendara untuk melengkapi kendaraannya dengan lampu kabut agar perjalanan lebih nyaman.
Demikian beberapa momen yang kerap mengakibatkan kemacetan di kawasan Tanjakan Sitinjau Lauik.
Namun kondisi itu segera teratasi bisa fly over Sitinjau Lauik selesai dibangun dan dioperasikan. Meski demikian , kehati-hatian saat melintas di jalan raya tetap menjadi yang utama.
