Inalum targetkan pemulihan lahan kritis Danau Toba seluas 500 ha

id Pt Inalum, pemulihan lahan kritis, danau Toba, Inalum

Inalum targetkan pemulihan lahan kritis Danau Toba seluas 500 ha

Petugas PT Inalum mendata bibit pohon yang disiapkan untuk pemulihan lahan jangka panjang di kawasan Danau Toba, Sumatera Utara. ANTARA/Muhammad Zulfikar

Kabupaten Asahan (ANTARA) - PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) menargetkan pemulihan lahan potensi kritis, kritis, dan sangat kritis seluas 500 hektare (ha) di kawasan Danau Toba, Provinsi Sumatera Utara pada 2025.

"Pada 2025 ini PT Inalum menargetkan penanaman pohon di area potensi kritis, kritis, dan sangat kritis seluas 500 ha," kata Kepala Grup Layanan Strategis PT Inalum Daniel JP Hutauruk di Medan, Rabu.

Dia mengatakan penanaman pohon tersebut wujud komitmen dan kepedulian perusahaan BUMN itu, terhadap pelestarian lingkungan dan pengelolaan sumber daya air berkelanjutan.

Langkah ini, kata dia, menjadi bagian dari serangkaian program konservasi di kawasan daerah tangkapan air Danau Toba.

Program ini untuk kelestarian ekosistem dan debit air yang masuk Danau Toba sebagai sumber utama untuk operasional konservasi di kawasan daerah tangkapan air pembangkit listrik tenaga air (PLTA) milik perusahaan tersebut.

Ia mengatakan berdasarkan kajian konservasi 2022 tercatat luas lahan kritis di daerah tangkapan air Danau Toba mencapai 228.000 ha dengan kategori potensi kritis, kritis, dan sangat kritis.

Oleh karena itu, kata dia, dibutuhkan penanganan jangka panjang dan berkelanjutan untuk memulihkan lahan kritis.

Selain mengurangi lahan kritis, kata dia, program penanaman pohon ini juga untuk pelestarian lingkungan, menjaga ekosistem, dan neraca air Danau Toba

PT Inalum telah melaksanakan program ini sejak 2018 melalui program tanggung jawab sosial perusahaan. Langkah ini sekaligus untuk menjamin keberlangsungan dari pelaksanaan program penanaman pohon tersebut.

"Ke depan perusahaan merencanakan program penanaman pohon seluas 500 ha per tahun di Toba, Dairi, Karo, Humbang Hasundutan, Samosir, Simalungun, dan Tapanuli Utara," ujarnya.

Jenis tanaman yang dipilih untuk ditanam berdasarkan kesesuaian lahan dan nilai ekologis untuk menahan erosi, meningkatkan infiltrasi air, dan menambah tutupan lahan hijau, sedangkan pembibitan modern dan kebun bibit rakyat termasuk ketersediaan bibit untuk program penghijauan.

Pewarta :
Editor: Antara Sumbar
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.