Pemkot Pariaman upayakan perbanyak jumlah guru penggerak
Pariaman (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Pariaman, Sumatera Barat, mengupayakan memperbanyak jumlah Guru Penggerak di daerah itu yang saat ini baru berjumlah 30 orang guna menciptakan tenaga pendidik yang dapat mendukung penerapan Kurikulum Merdeka.
"Kami memotivasi guru-guru ke sekolah agar mengikuti program ini dan melakukan pelatihan agar mereka lulus seleksi," kata Penanggung Jawab Pendidikan Guru Penggerak di Pariaman Yurnal di Pariaman, Senin.
Ia mengatakan di Pariaman tidak ada Guru Penggerak angkatan 1 sampai angkatan 8 karena selain faktor daerah itu diberi kesempatan mengikuti program tersebut dari angkatan lima dan banyak guru yang belum termotivasi mendaftar serta sulitnya lulus seleksi.
Hingga pada 2022, organisasi perangkat daerah tersebut mengunjungi sekolah-sekolah di daerah itu guna memotivasi dan melaksanakan pelatihan guru agar mengikuti dan lulus seleksi Guru Penggerak.
Ia menyampaikan karena motivasi serta pelatihan tersebut Pariaman saat ini telah memiliki 30 Guru Penggerak dari angkatan 9 serta 56 orang lainnya dari angkatan 10 dan 11 yang saat ini sedang mengikuti pendidikan.
"Pada angkatan 5 sampai 8, yang lulus itu hanya beberapa orang sehingga tidak mencukupi jumlah peserta minimum. Jumlahnya baru mencukupi pada angkatan 9," katanya.
Ia menjelaskan Guru Penggerak merupakan pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif, dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya.
Guru penggerak tersebut dapat mendukung penerapan Kurikulum Merdeka yang diterapkan pemerintah. Penerapan Kurikulum Merdeka, kata dia guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar agar sesuai dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
"Oleh karena itu, kami mendorong banyak Guru Penggerak di Pariaman, kalau bisa seluruhnya yang jumlahnya sekitar 1.800-an," ujarnya.
Sementara Penjabat Walikota Pariaman Roberia meminta 30 orang Guru Penggerak di daerah itu agar konsisten terhadap perubahan positif dalam penerapan pembelajaran yang didapatkan selama menjalani Pendidikan Guru Penggerak (PGP).
“Semangat terus buat bapak atau ibu guru penggerak.Teruslah bergerak, bergerak, dan menggerakkan dunia pendidikan sesuai dengan motto Guru Penggerak sehingga bisa meningkatkan kemajuan pendidikan dan peningkatan karakter generasi muda Bangsa Indonesia khususnya di Pariaman," katanya.
Ia mengapresiasi seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam Guru Penggerak di Pariaman sehingga daerah itu memiliki tenaga pendidik dari program itu meskipun baru satu angkatan.
Puluhan Guru Penggerak dari angkatan sembilan di Pariaman dikukuhkan Roberia di Pariaman pada Jumat (2/8).*
"Kami memotivasi guru-guru ke sekolah agar mengikuti program ini dan melakukan pelatihan agar mereka lulus seleksi," kata Penanggung Jawab Pendidikan Guru Penggerak di Pariaman Yurnal di Pariaman, Senin.
Ia mengatakan di Pariaman tidak ada Guru Penggerak angkatan 1 sampai angkatan 8 karena selain faktor daerah itu diberi kesempatan mengikuti program tersebut dari angkatan lima dan banyak guru yang belum termotivasi mendaftar serta sulitnya lulus seleksi.
Hingga pada 2022, organisasi perangkat daerah tersebut mengunjungi sekolah-sekolah di daerah itu guna memotivasi dan melaksanakan pelatihan guru agar mengikuti dan lulus seleksi Guru Penggerak.
Ia menyampaikan karena motivasi serta pelatihan tersebut Pariaman saat ini telah memiliki 30 Guru Penggerak dari angkatan 9 serta 56 orang lainnya dari angkatan 10 dan 11 yang saat ini sedang mengikuti pendidikan.
"Pada angkatan 5 sampai 8, yang lulus itu hanya beberapa orang sehingga tidak mencukupi jumlah peserta minimum. Jumlahnya baru mencukupi pada angkatan 9," katanya.
Ia menjelaskan Guru Penggerak merupakan pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif, dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya.
Guru penggerak tersebut dapat mendukung penerapan Kurikulum Merdeka yang diterapkan pemerintah. Penerapan Kurikulum Merdeka, kata dia guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar agar sesuai dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
"Oleh karena itu, kami mendorong banyak Guru Penggerak di Pariaman, kalau bisa seluruhnya yang jumlahnya sekitar 1.800-an," ujarnya.
Sementara Penjabat Walikota Pariaman Roberia meminta 30 orang Guru Penggerak di daerah itu agar konsisten terhadap perubahan positif dalam penerapan pembelajaran yang didapatkan selama menjalani Pendidikan Guru Penggerak (PGP).
“Semangat terus buat bapak atau ibu guru penggerak.Teruslah bergerak, bergerak, dan menggerakkan dunia pendidikan sesuai dengan motto Guru Penggerak sehingga bisa meningkatkan kemajuan pendidikan dan peningkatan karakter generasi muda Bangsa Indonesia khususnya di Pariaman," katanya.
Ia mengapresiasi seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam Guru Penggerak di Pariaman sehingga daerah itu memiliki tenaga pendidik dari program itu meskipun baru satu angkatan.
Puluhan Guru Penggerak dari angkatan sembilan di Pariaman dikukuhkan Roberia di Pariaman pada Jumat (2/8).*