Indonesia Pertimbangkan Gabung Energy Charter

id Indonesia Pertimbangkan Gabung Energy Charter

Kuta, Bali, (Antara) - Indonesia mempertimbangkan langkah untuk bergabung dengan Energy Charter yang merupakan forum kerja sama internasional yang berfokus pada persoalan energi. "Saat ini Indonesia masih berstatus sebagai observer, namun apabila nantinya pemerintah memutuskan untuk bergabung, diperlukan koordinasi lintas sektoral," kata Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional Hadi Purnomo seusai penutupan "Bali Energy Charter Conference" di Kuta Bali, Jumat. Hadi mengatakan, meskipun saat ini Indonesia hanya sebagai observer, namun secara tidak langsung mendapatkan keuntungan untuk belajar menyelesaikan permasalahan-permasalahan terkait energi. "Meskipun permasalahan di tiap-tiap negara berbeda, namun kita mendapatkan informasi yang bisa dipergunakan apabila ada masalah energi khususnya secara regional," ujar Hadi. Menurut Hadi, untuk memutuskan apakah nantinya Indonesia akan bergabung dengan Energy Charter masih membutuhkan proses yang sangat panjang, namun dia yakin dengan ditunjuknya Indonesia sebagai tuan rumah konferensi kali ini merupakan bukti bahwa Indonesia unggul dalam hal energi. "Indonesia dianggap unggul dalam hal energi memiliki peran penting untuk menjadi panutan dalam menyelesaikan penyelesaian masalah energi," ujar Hadi. Hadi menjelaskan, apabila nantinya Indonesia bergabung, maka kelebihan yang akan didapatkan adalah adanya jaminan investasi, namun menurutnya jaminan tersebut bisa datang dari mana saja. "Jaminan bisa didapat darimana saja, jika kita memiliki iklim investasi yang baik maka investor akan masuk meskipun kita tidak bergabung dengan mereka," ujar Hadi. Namun, Hadi menegaskan bahwa belum bergabungnya Indonesia dengan Energy Charter bukan dikarenakan belum siap. "Bukan berarti kita tidak siap, namu kita harus mengkaji lebih dalam, apa sesuai dengan kita," ujar Hadi. Energy Charter beranggotakan 54 negara mayoritas anggota berasal dari Eropa, Indonesia saat ini sebagai sebagai observer. Dalam konferensi kali ini, dihadiri oleh 150 peserta yang berasal dari 21 negara. Pada konferensi yang berlangsung pada 19-20 September 2013 itu mempresentasikan 18 paper dan mendiskusikan isu-isu di bidang energi antara lain update situasi energi di wilayah Asia Pasifik, permintaan pasar Asia yang besar akan energi dan implikasi ketergantungan terhadap minyak dan gas bumi. (*/jno)