Dinas Pangan Sumbar catat harga cabai merah naik signifikan

id cabai merah,sumbar,cuaca buruk

Dinas Pangan Sumbar catat harga cabai merah naik signifikan

Sentra holtikultura Sumbar di Alahan Panjang, Kabupaten Solok. (ANTARA/Miko Elfisha)

Padang (ANTARA) - Dinas Pangan Sumatera Barat (Sumbar) mencatat kenaikan harga cabai merah sejak satu minggu terakhir, yang diduga imbas gagal panen akibat letusan Gunung Marapi dan cuaca buruk.

Kepala Dinas Pangan Sumbar Syaiful Bahri di Padang, Senin, menyebut kenaikan harga cabai dari Rp56.350 pada pekan lalu menjadi Rp72.750 per kilogram.

Selain cabai merah, kata dia, harga beras juga mengalami kenaikan. Berdasar Panel Harga Badan Pangan Nasional per 19 Februari 2024, harga beras medium di Sumbar tercatat Rp14.860 per kilogram, di atas harga rata-rata nasional sebesar Rp14.000 per kilogram. Sementara harga beras kualitas premium mencapai Rp17.120 per kilogram, di atas harga rata-rata nasional Rp16.000 per kilogram.

Syaiful Bahri mengatakan pihaknya mulai menyiapkan strategi untuk memastikan ketersediaan dan stabilisasi harga pangan strategis jelang Ramadhan 2024.

Salah satu strategi yang disiapkan adalah operasi pasar dan pasar murah. Namun ia belum bisa memastikan jadwal, lokasi, dan teknis, secara rinci karena masih dibahas bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya.

“Kami akan intervensi, namun saat ini masih kami bahas bersama dinas-dinas terkait lainnya,” kata Syaiful Bahri.

Sementara itu salah seorang petani pada sentra cabai Sumbar di Alahan Panjang, Kabupaten Solok, Indra mengatakan kenaikan harga cabai merah akibat naiknya permintaan dari pedagang, sementara stok terbatas.

"Sentra hortikultura di Sumbar seperti Padang Panjang, Agam, dan Tanah Datar, terimbas erupsi Marapi sehingga ada yang gagal panen. Sementara di Alahan Panjang terimbas cuaca buruk sehingga produksi menurun," ujarnya.

Ia menyebut petani di Alahan Panjang tidak bisa memenuhi semua permintaan dari pedagang akibat stok terbatas. Otomatis harga menjadi naik.

Saat ini harga cabai merah di tingkat petani sekitar Rp55.000-Rp60.000 per kilogram, naik dari pekan sebelumnya Rp50.000 per kilogram.

Indra menyebut harga tersebut masih berpotensi naik jelang Ramadhan karena permintaan pedagang biasanya juga naik.