AQUA tingkatkan kesejahteraan warga Solok lewat agrowisata strawbery

id AQUA,berita solok,breita sumbar,kwt solok

AQUA tingkatkan kesejahteraan warga Solok lewat agrowisata strawbery

Salah satu area perkebunan KWT di Nagari Batang Barus Kabupaten Solok yang jadi binaan AQUA

Solok (ANTARA) - AQUA membantu Kelompok Wanita Tani (KWT) Nagari Batang Barus Kabupaten Solok, Sumatera Barat untuk meningkatkan kesejahteraan lewat budi daya strawbery, sekaligus sebagai agro wisata.

Ketua KWT Roziana mengungkapkan sejak mendapatkan pendampingan dari pabrik air minum dalam kemasan itu pendapatan anggota kelompok melonjak drastis, dari yang awalnya hanya Rp1,5 paling tinggi per bulan, kini berpenghasilan minimal Rp2,5 juta per bulan.

"Ya, itu dari kebun sendiri, dengan panen baru sekitar 30 Kilogram per bulan. Harga jual Rp80 tibu per Kilogram. Dulu hanya pekerja di kebun orang, dengan upah harian Rp50 ribu per hari," ungkapnya di Solok.

AQUA melalaui dana Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan sejak 2019 aktif membina KWT di sekitar wilayah kerjanya cara budi daya dan pengolahan strawbery dengan baik.

Halaman rumah anggota kelompok yang selama ini hanya sebagai lahan tidur saja kini disulap menjadi kebun strawbery, sehingga membantu meningkatkan taraf kesejahteraan mereka.

Roziana melanjutkan AQUA merupakan satu-satunya perusahaan air minum dalam kemasan di Kabupaten Solok yang aktif membina masyarakat di sekitar wilayah kerjanya.

Perseroan mengajari mulai dari pengolahan media tanam, perawatan, sehingga panen menjadi maksimal. Pelatihan dilakukan selama beberapa minggu dengan sistem sekolah lapangan.

Selain teori petani juga berkesempatan praktek pengolahan. Kemudian juga dibina mengenali potensi, menyusun rencana usaha, identifikasi dan mengatasi permasalahan.

"Bahkan cara mengambil keputusan dan menerapkan teknologi yang sesuai dengan sumberdaya yang ada secara sinergi," terangnya.

Petani pun dibekali teknik penggunaan bahan organik, dari yang biasanya pakai pestisida, beralih ke bahan alami, sehingga biaya produksi menjadi relatif lebih murah.

Menurutnya pelatihan dan pendampingan yang diberikan AQUA sangat membantu ibu rumah tangga di Batang Barus, tak hanya soal penghasilan, tapi juga memiliki waktu lebih banyak untuk keluarga.

Saat ini perkebunan stroberi kelompok mulai banyak kedatangan pengunjung dari berbagai daerah, bahkan dari luar negeri. AQUA pun turut membantu kelompok dalam mencarikan pasar.

Lebih dari itu, anggota kelompok juga diajarkan mengembangkan hasil olahan stroberi ini menjadi dodol, selai, roti, es stroberi, dan produk-produk olahan lainnya berbahan stroberi.

“Akhirnya Jorong Kayu Jao ini pun dikenal sebagai tempat wisata KWT Bougenvile Kebun Stroberi Petik Sendiri,” tuturnya.

Dia mengutarakan tamu-tamu yang datang ke KWT Bougenvile Kebun Stroberi Petik Sendiri ini ada yang dari Pekanbaru, Medan, Palembang, dan Jambi. Tidak hanya dari dalam negeri saja, tamu-tamu dari luar negeri seperti dari India dan Australia juga ada yang datang ke tempat ini.

“Mereka senang karena bisa memetik langsung stroberi yang mau dibeli dari kebun,” ucapnya.

Selain itu, KWT Bougenvile Kebun Stroberi Petik Sendiri juga menjadi tempat edukasi bagi anak-anak Paud, TK, dan SD yang mau belajar menanam stroberi. Salah satunya adalah kunjungan dari TK Kabupaten Dharmasraya.

“Mereka datang 50 orang dan masih-masing membeli satu pot dan bibitnya seharga Rp 10 ribu untuk kita ajarkan cara menanam stroberi dan media tanamnya,” ujarnya.

Roziana mengatakan hasil buah stroberi dari kebun milik para ibu KWT Jorong Kayu Jao ini bibitnya didatangkan dari Cibodas, Jawa Barat. Tapi, saat ditanam di Jorang Kayu Jao, menurutnya, buahnya lebih manis dan besar-besar.

“Tanaman stroberi kita juga tidak menggunakan pestisida tapi organik, sehingga para tamu aman kalau mau makan langsung stroberi yang baru dipetiknya dari kebun,” katanya.

Selain para tamu yang datang ke Jorong Kayu Jao, ibu-ibu KWT juga melayani pesanan olahan stroberi dari sekolah-sekolah dan kantor-kantor.

“Dari hasil penjualan itu, kami bisa menyekolahkan anak-anak kami. Setidaknya uang sekolah anak-anak kami nggak pernah nunggak-nunggak lagi,” ujarnya.

Tapi, kata Roziana, KWT Bugenvil Kebun Stroberi Petik Sendiri Jorong Kayu Jao sempat terhenti akibat pandemi Covid-19 yang terjadi pada awal tahun 2020 lalu.

Namun, mulai tahun 2023 ini, dia dan anggota KWT lainnya mulai lagi untuk menanami kebun stroberi mereka. “Kita baru mulai lagi dan memang masih sedikit hasilnya.

Dengan ilmu yang didapatkan dari pelatihan yang diberikan, para ibu KWT Jorong Kayu Jao saat ini juga mengajari para ibu lainnya yang bukan anggota KWT untuk ikut memberdayakan lingkungan mereka dengan menanam stroberi.

Roziana berkomitmen tetap melanjutkan dan membangun kembali KWT Bougenvile Kebun Stroberi Petik Sendiri seperti saat sebelum terjadinya pandemi.

“Kalau bisa berkelanjutan lagi. Jadi, produk stroberi dan olahannya bisa terus terjual. Nanti, rencananya kami juga ingin membuat sebuah outlet pusat oleh-oleh yang khusus olahan dari stroberi dari hasil kebun para petani di sini,” ujarnya. (Teddy Setiawan)