Harus tahu! berikut langkah pencegahan stunting bagi calon pengantin

id Cegah Stunting,Kemenkes, bkkbn

Harus tahu! berikut langkah pencegahan stunting bagi calon pengantin

Sejumlah petugas Polres saat melakukan pendampingan kegiatan Posyandu di wilayah Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo, Jumat (10/2/2023). (ANTARA/Bambang Dwi Marwoto)

Padang (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumatera Barat mengerahkan 10 ribu kader untuk mendampingi calon pengantin (Catin) guna mencegah stunting di 19 kabupaten dan kota.

Perwakilan BKKBN Sumbar Patmawati menjelaskan 10 ribu kader berasal dari kader KB, PKK dan bidang lain dengan jumlah setiap kabupaten dan kota bervariasi yang telah dilatih dan sudah siap untuk mendampingi calon pengantin mulai dari skrining kesehatan, sampai hamil.

Angka stunting Sumbar pada 2022 prevalensi naik sekitar 1,9 persen dari 23,03 persen pada 2021 menjadi 25,2 persen 2022.

Diketahui sebelumnya, kemiskinan bukan satu-satunya permasalahan dalam masalah stunting. Sebab, pengetahuan yang minim saat sebelum menikah, hamil dan pola asuh yang salah terhadap anak juga bisa menyebabkan terjadinya stunting.

Dikutip dari website https://promkes.kemkes.go.id/, Berikut langkah pencegahan stunting perlu diingat oleh calon pengantin untuk membantu pencegahan stunting:

1. Periksa status gizi

Status gizi catin, terutama catin wanita, sangat berpengaruh terhadap faktor risiko stunting. Sebagai calon ibu, catin wanita yang terlalu kurus dikhawatirkan tidak akan mampu mencukupi gizi bagi janin yang dikandung kelak.

Karena itu, calon pengantin memeriksa kesehatan dan kualitas gizi jauh sebelum hari pernikahan. Untuk mengetahui status gizi, kamu dapat melakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dan Indeks Massa Tubuh (IMT). Pengukuran LILA khususnya dilakukan untuk mengetahui risiko Kurang Energi Kronik (KEK) atau kekurangan gizi berkepanjangan pada catin wanita.

2. Jaga kesehatan alat reproduksi

Sebagai catin harus mengetahui kondisi dan kesehatan fisik pasangan, termasuk menjaga kesehatan alat reproduksi untuk dapat mencegah penyakit infeksi menular seksual serta mengetahui adanya kelainan genetik yang dapat berpengaruh pada kesehatan catin ke depannya.

3. Jalankan gaya hidup sehat

Salah satu cara termudah untuk mengurangi risiko kehamilan dengan bayi stunting adalah dengan mulai menjalankan gaya hidup sehat sejak jauh hari sebelum pernikahan.

Mengingat status gizi catin sangatlah penting untuk mengurangi risiko bayi stunting, catin dapat mulai menyeimbangkan menu makanan sehari-hari dengan memperbanyak konsumsi makanan sehat. Selain itu, perhatikan juga kualitas makanan yang dikonsumsi setiap harinya.

4. Rencanakan kehamilan dengan baik

Catin perlu mempersiapkan kehamilan sejak sebelum pernikahan dan mendiskusikannya terlebih dahulu dengan pasangan. Sebagai informasi, usia ideal kehamilan sendiri adalah 21-35 tahun.

Calon Ibu dengan kehamilan 4T (terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak, dan terlalu dekat) jadi salah satu hal yang perlu dicegah dalam merencanakan kehamilan. Selain itu, catin wanita perlu mengetahui siklus menstruasinya dengan baik.

4. Persiapkan 1000 hari pertama kehidupan

1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) merupakan masa-masa terpenting bagi seorang anak. 1000 HPK ini adalah periode emas pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai semenjak terbentuknya janin hingga anak berusia 2 tahun.

Sepanjang periode 1000 HPK nanti, asupan gizi menjadi hal terpenting untuk dijaga oleh calon ibu.

Nantinya, saat catin wanita hamil dan menyusui, konsumsi makanan dengan gizi seimbang perlu tetap dilanjutkan agar dapat memproduksi ASI yang berkualitas. Jangan sepelekan hal ini ya, karena kualitas ASI sangat berpengaruh pada pertumbuhan berat serta tinggi badan bayi.

Selain memperhatikan hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan bayi dengan teliti, bawa anak ke posyandu secara berkala, serta lakukan imunisasi.

Jika hasil pengukuran berat badan bayi ada di atas atau di bawah grafik pertumbuhan atau bahkan terjadi gejala stunting, segera lakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan dan bawa bayi ke pusat kesehatan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.