Legislator Agam tagih janji BWS bangun pemecah ombak di Tiku

id Legislator Agam ,abrasi pantai agam

Legislator Agam tagih janji BWS bangun pemecah ombak di Tiku

Kondisi abrasi di Jorong Masang, Nagari Tiku Lima Jorong, Kecamatan Tanjungmutiara, Kabupaten Agam. (Antara/Yusrizal)

Lubukbasung (ANTARA) - Anggota DPRD Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Nesi Harmita berharap Balai Wilayah Sungai Sumatera V untuk mewujudkan janji dalam pemasangan pemecah ombak di sepanjang garis pantai di Jorong Masang dan Muaro Putih, Nagari Tiku Lima Jorong, Kecamatan Tanjungmutiara, dalam mengantisipasi abrasi pantai mengancam 700 unit rumah.

"Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera V sudah berjanji untuk membangun pemecah ombak pada 2021, namun tidak terealisasi dan pada tahun ini belum juga," kata politisi Partai Gerindra itu di Lubukbasung, Sabtu.

Ia mengatakan, janji pembangunan pemecah ombak pada 2021 itu disampaikan saat ia dan anggota Komisi III DPRD setempat membidangi perekonomian dan pembangunan mengunjungi Balai Wilayah Sungai Sumatera V.

Setelah itu, saat ia beserta Pemerintahan Nagari Tiku Lima Jorong ke Balai Wilayah Sungai Sumatera V dalam menindaklanjuti keluhan warga akibat abrasi pantai.

"Saya sudah berulang kali ke Balai Wilayah Sungai Sumatera V agar pemasangan pemecah ombak dengan panjang sekitar 2,5 kilometer segera di sikapi," kata putri asli Tiku Lima Jorong itu.

Rencananya, ia beserta Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Agam bakal ke Balai Wilayah Sungai Sumatera V dalam waktu dekat.

Ini mengingat bahwa abrasi pantai terjadi hampir setiap tahun, sehingga jarak bibir pantai ke pemukiman tinggal 300 meter.

"Apabila ini tidak disikapi segera, maka perkampungan masyarakat akan hilang seperti beberapa tahun lau," katanya.

Sementara Sekretaris Nagari Tiku Lima Jorong, Anaswar menambahkan perkampungan masyarakat sudah habis tergerus abrasi pada 2007, sehingga warga mengungsi ke lokasi lebih aman dengan jarak 1,5 kilometer dari bibir pantai.

Dengan sering terjadi abrasi, maka jarak rumah mereka dari bibir pantai hanya tinggal 300 meter.

"Abrasi terjadi hampir setiap bulan dan terparah bulan ini sekitar puluhan meter," katanya.

Ia menambahkan, abrasi itu mengancam

700 unit rumah tersebar di Jorong Muaro Putih sekitar 400 unit dan Jorong Masang 300 unit.

Ini akibat abrasi terjadi hampir setiap tahun dan dua bulan ini sekitar puluhan meter daratan yang tergerus gelombang pasang.

"Semenjak 2021 sampai 2 Agustus 2022 sekitar 50 meter daratan yang tergerus gelombang pasang," katanya.