Solok (ANTARA) - Harga cabai merah tingkat pedagang di pasar Raya Solok, Sumatera Barat mengalami kenaikan mencapai Rp100 ribu per kilogram jika dibandingkan dengan harga dua hari sebelumnya hanya Rp95 ribu per kilogram.
Salah seorang pedagang cabai Edi Imran (50) di Pasar Raya Solok, Selasa menyebutkan saat ini harga cabai terus mengalami kenaikan harga. Bahkan tiga hari yang lalu masih Rp95 ribu namun naik lagi hingga saat ini masih bertahan di Rp100 ribu per kilogram.
Selain itu, ia mengatakan terkait tingkat permintaan cabai merah dari pembeli malah menurun akibat kenaikan harga jual. Biasanya yang beli cabai 1 kilogram sekarang dikurangi jadi setengah kilogram.
Selain cabai merah, ia menyebutkan harga bawang merah juga mengalami kenaikan Rp5 ribu dari Rp50 ribu per kilogram menjadi Rp55 ribu per kilogram.
"Harga cabai dan bawang merah ini akan terus mengalami kenaikan hingga hari raya Idul Adha 1443 Hijriah nantinya. Karena jumlah permintaan di hari itu tentu lebih meningkat," ucap dia.
Pedagang sembako Marlinda (40) menyebutkan harga komoditas lainnya yang mengalami kenaikan berupa telur ayam ras dari biasanya Rp1.900 menjadi Rp2.000 per butir. Daging ayam ras naik dari Rp27 ribu menjadi Rp28 ribu ekor.
Harga komoditas lainnya masih stabil berupa beras kualitas bagus Rp14 ribu per kilogram, gula pasir Rp14 ribu per kilogram, daging sapi Rp150 ribu per kilogram, bawang putih Rp25 ribu per kilogram, kacang tanah Rp27 ribu per kilogram.
"Harga minyak goreng curah mengalami penurunan dari Rp16 ribu per kilogram menjadi Rp15 ribu per kilogram," ujar dia.
Menurut Kabid Ketersediaan dan Distribusi Pangan, Dinas Pangan Kota Solok, Efrizal Hasdi melalui Analis Ketahanan Pangan Rico Andria Budi kenaikan harga cabai merah dan bawang merah tersebut disebabkan karena stok di tingkat petani yang terbatas, sementara stok dari daerah luar seperti dari Jawa berupa cabai kotak dan bawang merah Brebes tidak masuk ke Pasar Raya Solok.
"Faktor yang menyebabkan harga cabai dan bawang merah masih mahal saat ini karena petani di Jawa terlambat panen satu bulan dari target biasanya, karena faktor cuaca," ujar dia.
Selain itu, ketersediaan serta produksi cabai dan bawang di Sumbar tidak mencukupi konsumsi masyarakat Sumbar sendiri karena konsumsi cabai orang Sumbar termasuk tinggi, yakni 7,2 kilogram per orang per tahun tahunnya atau 528, 75 ton per tahun atau 44, 06 ton per bulan.
"Selain itu, penyebab kenaikan harga cabai dan bawang merah karena kenaikan harga pupuk yang mencapai 100 persen," ujar dia.
Ia juga mengimbau masyarakat setempat agar tidak panik dengan kenaikan harga cabai yang melonjak sejak beberapa hari terakhir bahkan mencapai Rp100 ribu per kilogram. Ia mengajak masyarakat agar berbelanja sesuai kebutuhan.
"Berpandai-pandai dahulu menyiasati gizi keluarga. Karena masih banyak produk makanan yang tidak atau sedikit menggunakan cabai dan bawang merah," ujar dia.
Ia juga mengajak masyarakat untuk menggunakan pekarangan sebagai penghasil sayuran termasuk cabai dan bawang merah. Serta mengurangi permintaan berlebihan terhadap cabai dan bawang merah dengan menggunakan seperlunya.
Berita Terkait
Temuan Sidak Wako Hendri Septa di Pasar Raya, Hargai Cabai Memedas Lagi
Selasa, 9 April 2024 4:43 Wib
Pasar murah komoditas cabai merah di Padang
Senin, 18 Maret 2024 12:46 Wib
Pemprov Sumbar gelar pasar murah cabai dengan harga Rp60 ribu/kg
Minggu, 17 Maret 2024 21:13 Wib
Pemprov Sumbar akan Gelar Pasar Murah Cabe Merah dengan Harga Rp60 Ribu/Kg
Minggu, 17 Maret 2024 11:15 Wib
BI jelaskan penyebab lonjakan harga cabai di Sumbar
Jumat, 15 Maret 2024 18:49 Wib
Harga cabai di Pariaman capai Rp95 ribu perkilogram awal ramadhan
Rabu, 13 Maret 2024 12:59 Wib
Harga cabai di Dharmasraya tembus Rp120 ribu jelang Ramadhan
Senin, 11 Maret 2024 13:35 Wib
Pemkot Solok ajak masyarakat tanam cabai di pekarangan rumah
Rabu, 6 Maret 2024 16:31 Wib