Delapan sapi terjangkit penyakit mulut dan kuku di Payakumbuh sudah sembuh

id Kasus pmk payakumbuh,Berita payakumbuh,Dinas Pertanian Kota Payakumbuh

Delapan sapi terjangkit penyakit mulut dan kuku di Payakumbuh sudah sembuh

Tim dari Dinas Pertanian Kota Payakumbuh saat melihat kondisi sapi ke kandang milik masyarakat beberapa waktu lalu. (Antara/HO-Pemkot Payakumbuh )

Payakumbuh (ANTARA) - Delapan dari 140 sapi yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kota Payakumbuh, Sumatera Barat telah dinyatakan sembuh dari penyakit tersebut.

"Hingga data kemarin, Selasa (6/6) ada 140 sapi kita yang dinyatakan terjangkit PMK dan sudah ada delapan yang dinyatakan sembuh," ujar Kepala Dinas Pertanian Kota Payakumbuh Depi Sastra di Payakumbuh, Selasa.

Selain itu, sambung dia, kondisi puluhan sapi lainnya yang terjangkit PMK juga sudah mulai membaik dan hampir sembuh.

"Alhamdulillah hampir setengah dari sapi yang terjangkit dan kita beri penanganan sudah membaik. Namun tentu akan terus kita pastikan terlebih dahulu apakah sapi tersebut benar-benar telah sembuh," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada sapi yang mati atau dilakukan pemotongan paksa karena terjangkit PMK.

"Tim Unit Respon Cepat (URC) yang telah kita bentuk rutin secara berkala melakukan pengawasan ke kandang-kandang sapi. Hal ini untuk memastikan kondisi sapi semakin membaik," kata dia.

Dijelaskannya, bahwa setiap turun ke lapangan petugas terus melakukan pengecekan kondisi sapi dan memberikan pengobatan, vitamin, obat luka, disinfektan, dan lainnya jika memang dibutuhkan.

"Selain itu kita juga memberikan sosialisasi kepada pemilik sapi, kita berikan rekomendasi-rekomendasi yang harus dilakukan," ujarnya didampingi Kepala Bidang Peternakan dan Keswan Dinas Pertanian Kota Payakumbuh Sujarmen dan Kepala Puskeswan Rice Hani.

Disampaikannya bahwa PMK merupakan penyakit yang menyerang hewan ternak berkuku genap atau belah seperti sapi, kerbau, domba, kambing, dan babi.

Ciri utamanya yakni hewan mengalami panas tinggi sekitar 39 derajat celcius hingga 41 derajat celcius, lalu hipersalivasi atau keluar air liur secara berlebih, air liur terlihat menggantung dan air liur terlihat berbusa.

Selanjutnya ada lesi atau bintik-bintik merah sekitar mulut, lidah, gusi, ambing, dan kuku hewan ternak. Bagi sapi perah terjadi penurunan produksi susu yang drastis.

"Ada pula gejala lainnya seperti kepincangan pada beberapa hewan serta adanya pembengkakan pada kelenjar submandibular," ungkapnya.