Bukittinggi, (ANTARA) - Sebutan "Sultan" kerap dijadikan bagi pribadi yang dianggap memiliki harta banyak dan terkenal, berbeda dengan Sultan versi Kota Bukittinggi Sumatera Barat yang aktif melaksanakan aksi sosial di daerah setempat dan jarang diekspos media.
Andi Putra (32) merupakan seorang pengusaha muda yang bergerak di bidang perikanan dan ekspedisi dengan label Sultan asal Bukittinggi dan pernah menjadi manajer PSKB Bukittinggi.
Ia mengaku berasal dari keluarga tidak mampu sejak kecil dan berhasil mengubah jalan hidupnya bersama dua saudara lainnya melalui perjuangan tidak kenal lelah untuk menggapai mimpinya.
"Saya bahkan tidak sempat menamatkan kuliah karena dulu terkendala biaya, saat sekolah dulu saya ikut membantu ibu "Maruntiah Lado" di Pasar," kata Andi di Bukittinggi, Jumat.
Kini Andi yang berdomisili di Kelurahan Campago Ipuah itu memiliki bisnis yang beromset hingga miliaran setiap bulannya.
"Benar kata orang, sukses tidak terjadi begitu saja, saya merangkak menjual ikan mulai dari pasar ke pasar kemudian memberanikan diri berhutang hingga sempat berada di titik terendah saat mengalami kebakaran gudang ikan dan merugi hingga Rp600juta," kata dia.
Dari musibah itu Andi kemudian memberanikan diri menemui juragan besar perikanan di luar Sumatera Barat dan berjanji akan lebih berhati-hati dalam berusaha.
"Kejujuran adalah faktor paling utama, dengan kejujuran mengakui kesalahan saya itu malah kemudian saya dipercayai diberikan modal ikan dengan jumlah sangat besar untuk dipasarkan," kata dia.
Gelar Sultan menurutnya berasal dari perbincangan warga Kota Bukittinggi yang penasaran dengan sponsor utama PSKB saat berhasil melaju menjadi Juara Liga 3 Sumbar.
"Banyak yang menyangka Sultan adalah nama saya, sebenarnya itu nama anak ke-dua saya dan kebetulan memang saya sedikit membantu PSKB selaku manajer," kata dia.
Sejak 2018, Andi aktif membantu warga di daerah Bukittinggi melalui sumbangan sembako, Jumat Berkah hingga turut membantu warga di Pasaman saat gempa bumi beberapa waktu lalu.
Tidak kurang dari Rp10juta ia habiskan untuk beraktifitas sosial setiap bulannya membantu warga sekitar di Bukittinggi.
"Saya anak yatim sejak kecil, ibu susah payah membiayai kami hingga bisa mandiri, saya tahu betul bagaimana pahitnya hidup kekurangan apalagi musim pandemi melanda," kata Andi.
Disinggung tentang kemungkinan dirinya terjun pada proses pilkada di Bukittinggi di masa depan, Andi tidak berani mengiyakan saat ini, ia mengaku tidak tahu menahu dengan dunia politik.
"Ada beberapa tokoh politik dan masyarakat yang meminta, saya belum berani mengiyakan, biarlah saat ini berusaha membantu sesama semampu saya," ujarnya.
Saat ini Andi dengan perusahaan miliknya memiliki beberapa kapal pembeku ikan di Pulau Jawa serta 25 unit kendaraan besar pengangkut ikan yang digunakan untuk memasarkan ikan hasil tangkapan dari laut Papua dan lainnya di seluruh Sumatera Barat. (*)