BMKG sukses laksanakan Panen Raya di Nagari Kamang Mudiak Agam

id berita sumbar,bertia bukittinggi,bmkg,panen bukittinggi

BMKG sukses laksanakan Panen Raya di Nagari Kamang Mudiak Agam

Panen Raya di Kamang Mudiak Agam (Antara/Alfatah)

Bukittinggi (ANTARA) - Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) menggelar Panen Raya Sekolah Lapang Iklim (SLI) di Jorong Babukik, Nagari Kamang Mudiak, Kabupaten Agam, Senin.

Hadir pada kesempatan itu, Kepala Balai Besar MKG (BBMKG) Wilayah I Medan, Hartanto, Koordinator Stasiun BMKG Padang Panjang, Irwan Slamet, Kepala Stasiun GAW Kototabang, Sugeng Nugroho, Kepala Stasiun Meterologi Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Sakimin dan Bupati Agam Andri Warman.

Kepala Stasiun Klimatologi Padang Pariaman, Heron Tarigan mengatakan program ini merupakan kerjasama dengan Bank Indonesia sejak 2020 untuk klaster padi organik.

"Ini merupakan kerjasama dengan Bank Indonesia untuk klaster padi organik, panen kali ini untuk masa tanam Juli hingga November di kelompok tani Rajo Tigo Selo," kata dia.

Ia menyebut adanya sedikit penurunan dari hasil panen raya saat ini jika dibandingkan dengan SLI 2020 di lokasi berbeda dengan klaster sawah bangsa.

"Ada penurunan hasil panen sekitar 7,9 persen, dengan pendapatan sesuai harga padi organik saat ini sebesar Rp1,5 miliar per hektar nya karena jika dikalkulasi jumlah beras yang dihasilkan, memang lebih sedikit dibanding dengan pola tanam konvensional, tapi secara nilai jual, hasil tanam padi organik ini lebih mahal yaitu Rp15 ribu per kilogram, sedangkan konvensional hanya Rp12 ribu perkilogram,” jelasnya.

Ia mengatakan, dalam program SLI yang diikuti oleh kelompok tani itu diberikan pengetahuan dasar tentang bertani dengan narasumber terbaik.

"Pengetahuan tentang iklim, pengetahuan fenomenologi tanaman, hama, dan sebagainya disampaikan secara online dan offline bersama narasumber dari Dinas petanian, BMKG dan pihak lainnya," ujarnya.

Kepada kelompok tani di daerah lainnya, Tarigan menyebut bisa mengajukan kerjasama kepada BMKG Sumbar untuk ditindaklanjuti.

"Seluruh kelompok tani bisa mengajukan ke Bmkg Sumbar untuk diakomodir, tahun selanjutnya kita akan meninjau kembali daerah yang bisa melaksanakan SLI karena program ini merupakan Kegiatan Pusat yang didaerahkan," kata dia.

Kepala Balai Besar MKG (BBMKG) Wilayah I Medan, Hartanto menyebut apresiasi dan kebanggaannya dengan SLI di bidang pertanian yang erat kaitan dengan cuaca dan iklim.

“Pemanasan global ditambah pola tanam yang terserang penyakit bisa mengancam ketahanan pangan Indonesia, untuk itu pengetahuan melalui SLI bisa menjadi salah satu referensi bagi para petani," katanya.

Bupati Agam, Andri Warman mengatakan selama SLI, ia meyakini petani telah memahami bagaimana menyiasati iklim dalam berbudaya baik memulai pertanaman, mengantisipasi dampak musim hujan dan kemarau, serta antisipasi perubahan iklim, mengendalikan serangan OPT dan minim penggunaan pestisida.

"Dengan telah miliki pemahaman, maka kita berharap produksi petani bisa meningkat guna peningkatan pendapatan dan kesejahteraan mereka ke depan," ujarnya.

Dijelaskannya, pengembangan pertanian organik di Agam sudah semakin luas, khusus di Kamang Mudiak ini tanaman padi organik yang tergarap secara intensif seluas 42 hektar.

Dengan begitu, Bupati AWR berharap secara bertahap kluster ini berkembang terus, sehingga seluruh sawah di Agam menerapkan sistem pertanian organik ini.

"Untuk itu kita berharap seluruh anggota kelompok tani yang jadi peserta SLI ini, dari segi pengetahuan dan keterampilan yang didapat kita harapkan miliki kesadaran dan perubahan sikap, jadi kader, agen organik sehingga kluster organik khusus Kamang Mudiak jadi kuat dan terus berkembang," ujarnya.