Faisal Arif terpilih jadi Ketum FSP-ISSI periode 2021-2025

id Berita padang, berita sumbar,semen padang

Faisal Arif terpilih jadi Ketum FSP-ISSI periode 2021-2025

Faisal Arif, tiga dari kiri, pada Kongres VI FSP ISI di Palembang (Antara/HO-Semen Padang)

Padang (ANTARA) - Ketua Umum Serikat Pekerja Semen Padang (SPSP) Faisal Arif, terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Industri Semen Seluruh Indonesia (FSP-ISSI) untuk periode 2021-2025.

Staf Perencanaan Evaluasi Pemeliharaan Pemeliharaan PT Semen Padang itu terpilih secara aklamasi menggantikan Kiki Warlansyah, ketua umum sebelumnya, melalui Kongres FSP-ISSI yang digelar di Palembang pada 29-31 Oktober 2021.

Wakil Ketua Dewan Komisariat SPSP Suherdian Septa Sarianja, membenarkan Faisal Arif terpilih menjadi Ketua Umum FSP-ISSI secara aklamasi oleh dukungan 11 Serikat Pekerja atau Serikat Kerja (SP/SK).

"Ya benar, Faisal Arif terpilih secara aklamasi pada Kongres FSP-ISSI oleh dukungan 11 SP/SK. Pemilihannya dilakukan Sabtu malam di Wyndham Palembang," kata Suherdian, di Padang, Minggu.

Suherdian juga mengatakan bahwa 11 SP/SK yang mendukung Faisal Arif itu terdiri atas Serikat Kerja Semen Baturaja (SKSB) Serikat Kerja Semen Tonasa (SKST), Serikat Pekerja Nusantara (SPN) Solusi Bangun Indonesia (SBI) Cilacap.

Kemudian, Serikat Pekerja Semen Andalas Semen Bangun Andalas (SBA) Aceh, Serikat Kerja semen Gresik (SKSG), Serikat Pekerja Indocement Citereup, Palimanan dan Tarjun (SP ITP), Serikat Pekerja Sinar Tambang Agro Lestari (SP-STAR) dan Serikat Pekerja Semen Kupang (SPSK).

Pada kepengurusan FSP-ISSI periode 2021-2025, sebut Suherdian, Faisal Arif mempunyai visi "Membangun Federasi yang Solid, Demokratis dan Independen dalam Mewujudkan Kesejahteraan dan Keadilan Sosial bagi Anggota".

Kemudian misi-nya ada empat poin. Pertama, mendampingi dan memperkuat PUK menghadapi tantangan hubungan industrial. Kedua, membentuk anggota yang memiliki kemampuan dalam memanfaakan teknologi informasi sebagai media komunikasi dan informasi dalam penguatan organisasi.

Ketiga, mendorong anggota memiliki etos kerja yang tinggi dan berdaya saing dalam tantangan industri 4.0. "Sedangkan terakhir, menciptakan iklim yang mandiri dan independen dalam pengelolaan organisasi," ujar Suherdian.