Penyebaran Bakteri Wolbachia Tunggu Izin Pemerintah

id Penyebaran Bakteri Wolbachia Tunggu Izin Pemerintah

Jakarta, (Antara) - Akademisi Universitas Monash Australia Professor Scott O'Neill mengatakan penyebaran bakteri Wolbachia melalui nyamuk masih menunggu izin pemerintah Indonesia dan organisasi masyarakat. Bakteri Wolbachia berdasarkan penelitiannya dapat menjadi vaksin untuk menghambat penyebaran virus demam berdarah, kata Scott O'Neill di Jakarta, Senin. "Penelitian di Indonesia sebenarnya sudah dilakukan sejak 2011, tepatnya di Yogyakarta, bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada, dan Tahija Foundation, namun masih menunggu izin pemerintah untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya," kata O'Neill yang juga Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Universitas Monash. Tahap penelitian penyebaran bakteri Wolbachia ini di Yogyakarta, lanjut O'Neill, masih berjalan pada kerangka awal. Wolbachia merupakan bakteri yang terdapat dalam sel serangga, dan menurut O'Neill dapat menjadi vaksin untuk memperpendek umur nyamuk Aedes Aegypti. Kemudian bakteri tersebut dapat menghalangi pertumbuhan virus di tubuh nyamuk yang sudah tertular. Jika nyamuk Aedes Aegypti tertular dengan bakteri tersebut, umurnya dapat dipangkas dan dapat menghalangi pertumbuhan virus demam berdarah di tubuhnya. Nyamuk Aides Agypti, kata O'Neill membutuhkan waktu 8-12 hari untuk menularakan virus demam berdarah ke tubuh manusia. Nyamuk memiliki usia rata-rata yang hampir sama dengan lalat yakni 30 hari. Ketika umur nyamur Aedes tersebut berkurang, peluang penularan virus demam berdarah ke tubuh manusia, akan semakin kecil. Pertumbuhan virus demam berdarah di tubuh nyamuk itu juga dapat dihalangi oleh bakteri Wolbachia, "Maka dari itu dengan memperpendek umur nyamuk, penemuan bakteri tersebut dapat menghambat penyeberan virus demam berdarah," kata O'Neill Dari data yang dikemukakan pada persentasi O'Neill, pelepasan nyamuki-nyamuk yang sudah terinfeksi bakteri tersebut di Yogyakarta rencananya dilangsungkan pada akhir 2013, namun masih menunggu izin pemerintah. Jika sukses, proyek tersebut akan diperluas ke seluruh kota, dan diharapkan ke seluruh Indonesia. O'Neill sudah mencoba menyebarkan nyamuk yang terkandung bakteri ini di Australia agar dapat menularkan Wolbachia ke tubuh Aedes Agypeti. Hasil dari riset itu, kata O'Neill, menunjukkan hal yang memuaskan bahwa bakteri ini dapat tumbuh cepat di ekosistem nyamuk. O'Neill melakukan penelitian ini di Australia sebagai ketua tim, bersama tim akademisi dari berbagai negara. Dari Universitas Gadjah Mada, peneliti Australia bekerja sama dengan Eggi Arguni dari UGM. Penelitian ini dimaksudkan untuk menyebarkan bakteri Wolbachia ke nyamuk-nyamuk di negara - negara Asia Tenggara sebagai kawasan yang cukup banyak terjangkit virus demam berdarah, beberapa di antaranya adalah Vietnam dan Indonesia. Demam Berdarah menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjadi salah satu penyakit dengan penyebaran tercepat di dunia. Setiap tahun terjadi 50-100 juta kali infeksi virus demam berdarah. (*/sun)