Padang (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan mencatat di tengah pandemi Corona Virus Disease (COVID-19) total aset perbankan di Sumatera Barat mengalami peningkatan Rp1,10 triliun atau bertambah 1,78 persen.
"Pandemi COVID-19 mempengaruhi hampir semua sendi kehidupan tak terkecuali dengan industri jasa keuangan, namun kinerja industri perbankan di Sumbar selama setahun terakhir tetap mengalami pertumbuhan positif," kata Kepala OJK perwakilan Sumbar Misran Pasribu di Padang, Jumat.
Ia menyebutkan pada Agustus 2019 total aset perbankan Sumbar mencapai Rp61,84 triliun dan pada Agustus 2020 naik menjadi Rp62,94 triliun.
Peningkatan total aset tersebut dikarenakan meningkatnya Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp2,82 triliun atau 4,56 persen dari Rp45,74 triliun menjadi sebesar Rp48,56 triliun.
Namun peningkatan DPK tersebut belum optimal disalurkan menjadi kredit, tercermin dari peningkatan kredit yang disalurkan hanya Rp840 miliar atau dari Rp53,30 triliun menjadi Rp54,14 triliun.
Pada sisi lain kinerja Industri Perbankan Sumbar mengalami kontraksi pada kinerja volume Usaha yang mengalami penurunan sebesar Rp3,88 triliun dari Rp66,82 triliun pada posisi Desember 2019.
"Begitu juga untuk pertumbuhan kinerja kredit yang diberikan, secara year to date jumlah kredit yang diberikan stagnan atau tidak tumbuh," kata dia.
Akan tetapi ia melihat perlambatan kinerja disebabkan karena adanya pademi COVID-19 dan lebih baik dari kinerja kredit yang diberikan perbankan secara nasional yang tercatat mengalami penurunan sebesar minus 1,52 persen.
"Kinerja total aset dan kredit yang diberikan berbanding terbalik dengan kinerja Penghimpunan DPK yang meningkat cukup signifikan yaitu sebesar Rp2,90 triliun dari Rp45,66 triliun, kata dia.
Sementara kinerja perkreditan Industri Perbankan di Sumatera Barat juga masih terjaga dengan baik, tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) yang relatif rendah yaitu berada di angka 2,59 persen dan menurun dari posisi yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 2,74 persen.
Namun demikian bila dibandingkan dengan posisi Desember 2019, rasio NPL Industri Perbankan Sumbar sedikit mengalami peningkatan yang tercatat sebesar 2,57 persen atau masih berada di bawah rasio NPL Industri Perbankan secara Nasional yang tercatat sebesar 3,29 persen.
Kemudian Loan to Deposit Ratio (LDR) Industri Perbankan Sumbar cukup tinggi yaitu mencapai 111,49 persen pada posisi Agustus 2020.
Ini menunjukkan perbankan di Sumbar juga menggunakan sumber dana di luar Sumbar untuk penyaluran kredit yang umumnya terjadi pada Kantor Cabang Bank Umum yang juga memiliki jaringan kantor di Provinsi lain yaitu dengan mekanisme penggunaan Dana Antar Kantor, katanya.
Berita Terkait
Sirine gempa dan tsunami dibunyikan dalam simulasi bencana Sumbar
Jumat, 26 April 2024 10:01 Wib
Menko PMK : Sosialisasi mitigasi bencana untuk minimalisasi korban
Jumat, 26 April 2024 9:00 Wib
Kelok Hantu makan Korban, operator Exavator tewas terseret air (Video)
Jumat, 26 April 2024 1:34 Wib
Kejaksaan tetapkan tersangka kasus korupsi dana Nagari di Dhamasraya
Jumat, 26 April 2024 0:42 Wib
Gubernur: Program kepariwisataan Sumbar tarik jutaan wisatawan
Kamis, 25 April 2024 19:41 Wib
Gubernur Sumbar ingatkan Pj Wali Kota Sawahlunto pentingnya koordinasi
Kamis, 25 April 2024 19:41 Wib
BPKP evaluasi percepatan penanganan stunting Solok Selatan
Kamis, 25 April 2024 19:40 Wib
KPU Pasaman Barat buka pendaftaran bagi 55 PPK Pilkada Serentak 2024
Kamis, 25 April 2024 18:37 Wib