Chicago (ANTARA) - Harga emas berjangka rebound dari penurunan sehari sebelumnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena dolar AS melemah dan optimisme investor untuk pemulihan ekonomi dari krisis virus corona meredup setelah angka ekonomi negatif.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, terangkat 12,2 dolar AS atau 0,63 persen, menjadi ditutup pada 1.962,10 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Kamis (17/9/2020), emas berjangka anjlok 20,6 dolar AS atau 1,05 persen menjadi 1.949,9 dolar AS per ounce.
Emas berjangka naik 4,3 dolar AS atau 0,22 persen menjadi 1.970,5 dolar AS pada Rabu (16/9/2020), juga naik 2,5 dolar AS atau 0,13 persen menjadi 1.966,2 dolar AS pada Selasa (15/9/2020), setelah terangkat 15,8 dolar AS atau 0,81 persen menjadi 1.963,70 dolar AS pada Senin (14/9/2020).
"Kami melihat dolar sedikit lebih lemah. Harga emas seharusnya lebih baik karena dolar akan terus melemah," kata Edward Meir, seorang analis di ED&F Man Capital Markets.
"Jalur dengan resistensi terendah menuju ke atas karena The Fed, semua stimulus datang dari bank-bank sentral global (dan) lebih banyak stimulus fiskal jika ada kesepakatan di Washington; semua penarik menunjuk ke arah harga yang lebih tinggi
Dolar turun 0,1 persen terhadap saingannya, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Sebuah laporan yang dirilis pada Jumat (18/9/2020) oleh Conference Board yang berbasis di AS menunjukkan bahwa indeks ekonomi terkemuka naik 1,2 persen pada Agustus, lebih buruk dari yang diperkirakan dan lebih rendah dari kenaikan 2,0 persen yang direvisi pada Juli. Analis pasar berpendapat bahwa ini adalah sinyal bahwa rebound ekonomi melambat di Amerika Serikat.
Federal Reserve AS berjanji pada Rabu (16/9/2020) akan mempertahankan suku bunga mendekati nol untuk waktu yang lama, sementara Amerika Serikat mempertimbangkan rancangan undang-undang bantuan virus corona senilai 1,5 triliun dolar AS.
Suku bunga yang lebih rendah, yang mengurangi peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil, dan langkah-langkah stimulus yang meluas telah membantu emas melonjak sekitar 28 persen tahun ini karena dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
"Kami yakin keseimbangan risiko-risiko tetap naik untuk emas dan memperkirakan harga mencapai rata-rata 2.000 dolar AS per ounce pada kuartal keempat 2020 dan 2.125 dolar AS tahun depan," kata analis Standard Chartered Suki Cooper.
"Membatasi koreksi jangka pendek, imbal hasil riil negatif dan dolar yang lebih lemah, di samping stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya, menciptakan lingkungan makro yang menguntungkan untuk emas dan kemungkinan akan menjadi pendorong utama selama beberapa bulan mendatang."
Berita Terkait
Harga emas Antam stabil di angka Rp1,319 juta per gram
Jumat, 26 April 2024 9:01 Wib
Pj Wali Kota Pariaman terima penghargaan Pin Emas dari Polri
Kamis, 25 April 2024 18:32 Wib
Harga emas Antam turun lagi jadi Rp1,319 juta per gram
Kamis, 25 April 2024 9:19 Wib
Kadin harap Presiden dan Wapres terpilih wujudkan Indonesia Emas
Rabu, 24 April 2024 20:38 Wib
Harga emas Antam kembali turun jadi Rp1,320 juta per gram
Rabu, 24 April 2024 10:20 Wib
Harga emas Antam merosot jadi Rp1,325 juta per gram
Selasa, 23 April 2024 9:47 Wib
Harga emas Antam turun jadi Rp1,343 juta per gram
Senin, 22 April 2024 9:32 Wib
Harga emas Antam kembali naik jadi Rp1,345 juta per gram
Jumat, 19 April 2024 9:26 Wib