RSUD Sungai Dareh sediakan ruang isolasi transit antisipasi penularan COVID-19

id penularan covid-19,covid-19,RSUD Sungai Dareh ,covid-19 di sumbar

RSUD Sungai Dareh sediakan ruang isolasi transit antisipasi penularan COVID-19

Kepala Bidang Pelayanan RSUD Milana Gafar (tiga kiri), Kadis Kesehatan Rahmadian (kanan) saat meninjau ruas isolasi transit RSUD Sungai Dareh, Selasa (17/3). (ANTARA/Ilka Jensen)

Pulau Punjung (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat (Sumbar) menyediakan ruang isolasi transit sebagai upaya mengantisipasi penularan virus corona jenis baru (COVID-19).

"Selain itu ruang isolasi transit juga upaya mempersempit ruang penyebaran virus corona ini," kata Kepala Bidang Pelayanan RSUD Sungai Dareh Dharmasraya Milana Gafar di Pulau Punjung, Selasa.

Menurut dia penyediaan ruang isolasi transit tersebut hanya bersifat sementara jika seandainya ada warga terkonfirmasi corona sebelum dirujuk ke rumah sakit umum yang menjadi rujukan seperti M Djamil Padang dan Achmad Mochtar Bukittinggi.

Ia mengatakan tim medis yang nantinya menangani pasien terindikasi COVID-19 akan menggunakan pakaian khusus. Pihak RSUD telah mempersiapkan sebanyak 20 paket terdiri dari sarung tangan, sepatu, kacamata, dan lainnya.

Baca juga: Ini manfaat isolasi diri dalam memutus mata rantai COVID-19

Ia menambahkan berdasarkan koordinasi dengan Dinas Kesehatan sejauh ini belum ada warga Dharmasraya yang teridentifikasi tertular COVID-19.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Dharmasraya memantau delapan warga daerah itu yang pulang dari luar negeri guna mengantisipasi virus corona jenis baru (COVID-19).

"Pemantauan dilakukan selama 14 hari ke depan. Jika selama pemantaun timbul gejala seperti flu, demam, dan sesak nafas akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," kata Kepala Dinkes Dharmasraya Rahmadian di Pulau Punjung, Senin (17/3).

Ia mengatakan delapan orang itu baru saja pulang dari negara yang terjangkit COVID-19 seperti Malaysia dan Singapura dengan tujuan keperluan keluarga dan urusan pekerjaan.

Ia menyatakan delapan orang dalam pemantauan (ODP) bukan berati suspect COVID-19, karena dilihat secara keseluruhan yang bersangkutan masih dalam keadaan sehat.

Baca juga: RSUD Pariaman rujuk pasien pertama miliki gejala mirip COVID-19 ke RSUP M DJamil

"Mereka dalam pemantauan ini tidak sama dengan isolasi, hanya dipantau. Sementara terkait identitas tidak dapat sampaikan karena kode etik dalam pemberian informasi corona," katanya.

Ia mengimbau masyarakat agar menerapkan pola hidup sehat dan bijak dalam menanggapi isu yang beredar di masyarakat.

"Selain itu masyarakat juga dapat melakukan penyemprotan secara mandiri menggunakan antiseptik yg mudah diperoleh seperti cairan pel, clori atau pemutih yang diencerkan. Jadi tidak harus juga menggunakan cairan disinfektan sebagai antisipasi awal," tambah dia.

Baca juga: Suspect corona, warga Bukittinggi diisolasi di RS Achmad Mochtar

Baca juga: Dinkes Tanah Datar pantau warga baru pulang dari Jakarta daerah terdampak corona (Video)